KILASBANDUNGNEWS.COM – Awal bulan ini wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) sudah memasuki pancaroba atau transisi menuju musim hujan dari musim kemarau.
Hal ini disampaikan, petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Ahmad Gas Izyn, Jumat (8/11/2019).
Ia mengatakan, udara panas dan arah angin yang tidak teratur merupakan tanda musim pancaroba telah tiba.
Selain itu, Kabupaten Majalengka harus melakukan antisipasi kerawanan bencana yang mungkin terjadi.
“Cuaca ekstrem itu berupa hujan lebat ditandai petir dan udara sangat panas,” ujar Faiz, sapaan akrabnya.
Menurutnya, perubahan musim kemarau ke penghujan juga biasanya ditandai dengan adanya angin puting beliung yang berpotensi terjadi.
Potensi cuaca ekstrem pun terus meningkat.
“Biasanya, kejadian-kejadian itu terjadi pada siang sampai sore hari,” ucap dia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, Agus Permana mengatakan mengantisipasi perubahan cuaca tersebut, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi.
Menurutnya, Kabupaten Majalengka rawan bencana pergerakan tanah, longsor dan banjir.
Disampaikan dia, untuk bencana pergerakan tanah dan longsor, daerah yang rawan terjadi di wilayah Majalengka bagian selatan yang merupakan dataran tinggi.
Wilayah Majalengka bagian utara menjadi daerah yang rawan terjadi bencana banjir.
“Daerah dataran tinggi berpotensi pergeseran tanah dan longsor karena memiliki kemiringan lahan yang cukup miring, sementara jelas dataran rendah mah menjadi titik kumpulnya air,” ujarnya.
BPBD Majalengka juga, Agus menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Geologi Bandung dengan melakukan survei ke beberapa lokasi yang dinilai rawan bencana.***