Bandung – Masa uji coba transportasi bersama alias carpooling Grab to work telah berakhir pada Jumat (15/3/2019) lalu. Selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengevaluasinya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menegaskan, program carpooling bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Kota Bandung. Dari sejumlah perusahaan transportasi, baru penyedia jasa transportasi berbasis daring yakni Grab yang merespon.
“Grab ini kan menyiapkan kendaraan dengan enam seat. Dan angkutan itu diusahakan semakin banyak kursi untuk penumpang,” ungkapnya selepas menerima audiensi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di gerbang Timur Balai Kota, Senin (18/3/2019) sore.
Seperti dilansir Humas Pemkot Bandung, Yana menyebutkan, uji coba carpooling yang bekerja sama dengan Grab berlangsung lima hari yakni Senin-Jumat (11-15/3/2019). Akan tetapi, selayaknya sebuah program, ada pro kontra dan namanya juga uji coba pasti berproses.
“Sekarang masih dikaji dari berbagai sudut pandang. Mudah-mudahan bisa melibatkan perusahaan transportasi yang lain di Kota Bandung. Kemarin uji coba lima hari dan sudah berhenti,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, poin penting yang banyak masukan dari uji coba carpooling seminggu lalu adalah terkait pick up point atau titik jemput.
“Ada yang merasa terlalu jauh, ada yang ternyata harus memutar, dan lain sebagainya. Kalau dari segi kenyamanan, ya nyaman,” ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, masalah titik jemput tersebut masih bisa diselesaikan dengan berhenti di berbagai titik. Atau dengan menggunakan pola carpooling door to door yakni dengan menjemput ke rumah masing-masing.
“Kalau boleh dibilang masukan ini bisa menjadi kekhasan operator carpooling. Kemarin kita tidak bicara masalah harga karena selama uji coba itu gratis,” timpalnya.
Setelah uji coba selama lima hari lalu, Didi menambahkan, pihak dari Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) pun tergerak untuk menindaklanjuti program carpooling Angkot to school yang sebelumnya pernah diujicobakan di SMPN 26 Bandung.
“Mereka sudah berniat mau minta dukungan pendampingan untuk menindaklanjuti program carpooling Angkot to school dengan SMPN 26,” sebutnya.***