Bandung – Berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), saat ini ada sekitar 35 juta penyandang autisme di seluruh dunia. Artinya 6 dari 1.000 orang menderita autisme. Sedangkan di Indonesia penyandang autisme mencapai 112.000 anak dengan rentang usia 5-19 tahun.
Penyelenggara Sekolah Luar Biasa (SLB) yang khusus menangani autisme di Indonesia saat ini masih minim, padahal penyandang autisme perlu mendapat pendidikan khusus. Hal ini dilakukan agar mereka memiliki kesempatan yang sama dan jika ada sebagian besar berjalan dengan keterbatasan perangkat dan sumber daya.
Ketua Yayasan Bani Enim yang membawahi Sekolah Luar Biasa (SLB) Autisme Bunda Bening, Asep Hilman, memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) yang telah memberikan bantuan berbagai kebutuhan untuk kelancaran proses kegiatan di SLB.
“Bantuan alat sekolah, peralatan makan, meja, kursi, sangat berarti bagi kami untuk terlaksananya kegiatan di SLB, dimana metode yang digunakan dengan terapi,” ucap Asep.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Autisme Bunda Bening, Nining Khadijah mengatakan, anak-anak yang belajar di SLB Autisme Bunda Bening saat ini berasal dari 22 provinsi di Indonesia dengan tingkat autis yang beragam.
“Selain terapi dan pendidikan, sosialisasi dan penerimaan masyarakat aerta lingkungan sekitar menjadi unsur penting untuk membantu perkembangan anak-anak,” kata Nining, usai menerima bantuan di SLB Autisme Bunda Bening di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (4/7/2018) sore.
Nining mengaku, sejak mereka masuk ke SLB Autisme Bunda Bening, sudah banyak anak-anak yang mengalami perkembangan signifikan. Kemampuan mereka terus berkembang, mulai dari sudah mengenal warna, bisa bicara dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Perkembangan anak-anak cukup bagus, karena ditunjang berbagai faktor salah satunya lingkungan sekitar tempay mereka berada ,” tuturnya.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung