Bandung – Setetah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat meresmikan program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta), kini Kota Bandung turut meluncurkannya.
Di Kota Bandung, program ini diresmikan langsung oleh Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded dan didampingi Wakil Ketua l TP PKK Kota Bandung, Yunimar, di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Minggu (28/7/2019).
Sebagai program Pemprov Jabar, seluruh kota/kabupaten di Jabar wajib menyelenggarakannya.
Sekoper Cinta merupakan wadah bagi perempuan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman. Program ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup kaum hawa.
Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyampaikan, program tersebut sebagai penyempurna dalam upaya mewujudkan pembangunan kota Bandung yang lebih baik.
Menurutnya, Sekoper Cinta menjadi pendorong bagi pembangunan dan memberdayakan perempuan.
“Perempuan itu tidak hanya sekedar melengkapi kehidupan saja, tetapi keberadaannya menjadi pendorong pembangunan dengan memberdayakan titipkan Allah. Yakni memformulasikan dengan zaman serta memberikan edukasi baik dirinya dan orang lain,” kata Umi sapaan akrabnya.
Umi berharap, hadirnya Sekoper Cinta mampu mencerdaskan kaum perempuan dan mampu mendidik anak-anaknya. Tak hanya itu, tetapi juga membantu suami atau laki-laki menjadi lebih baik.
“Karena kalau cerdas, Insyaallah keluarga terjaga dengan baik. Suami pun dapat simpanan ilmu yang baik dari istrinya. Maka itulah Sekoper Cinta merupakan bagian yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas perempuan di masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Tatang Muhtar menyampaikan, Sekoper Cinta sebagai wadah bertukar pengalaman serta meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Program ini sebagai upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi kontrol dan manfaat antara laki-laki dengan perempuan yang seimbang.
“Program Sekoper Cinta ini bisa menekan tingginya jumlah perceraian dan juga kasus human trafficking (perdagangan manusia) yang sasaran tersebut kepada perempuan dan anak-anak,” jelasnya.***