KILASBANDUNGNEWS.COM – Dalam rangka meningkatkan produktivitas kaum difabel berkarya, Komunitas Tionghoa Peduli resmi menandatangani kontrak bersama Creative Business of Diffable Community (Cidco). Penandatanganan dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah.
Cidco merupakan komunitas difabel yang dinaungi oleh Art Therapy Center Widyatama. Art Therapy Center Widyatama memiliki program studi Desain Grafis, Seni Musik, dan Seni Kriya dengan masa studi 3 tahun setara jenjang D3.
Melalui kerja sama ini Komunitas Tionghoa Peduli akan memasarkan hasil karya difabel yang tergabung dalam Cidco.
Wali kota dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap Komunitas Tionghoa Peduli yang telah memberikan perhatian khusus kepada kaum difabel. Hal tersebut merupakan upaya untuk menjembatani produktivitas kaum difabel melalui karya seni dan kriya.
“Mudah-mudahan ini menjadi indikator pergerakan kolaborasi kerja sama di Kota Bandung antara pihak donatur, pengusaha dan komunitas. Khususnya perhatian masyarakat terhadap kaum Difabel menghadapi covid 19 ini,” tutur wali kota pada acara penandatanganan kerja sama yang dirangkaikan dengan Bakti Sosial Komunitas Wanita Tionghoa Peduli di Yayasan Duka Sosial Priangan (YSDP), Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Minggu (13/9/2020).
Covid-19, lanjut wali kota, berdampak hampir ke seluruh kehidupan ekonomi dan sosial. Ia berharap, kolaborasi yang terjalin mampu meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama.
“Mudah-mudahan acara ini dapat menjadi acuan bagi warga untuk terus menciptakan Bandung yang lebih baik,” ucapnya.
Ketua Komunitas Tionghoa Peduli, Ling ling mengatakan, berbagi bersama anak-anak difabel menjadi tolak ukur dalam membantu perekonomian bangsa Indonesia.
“Kita berbagi bersama sama khususnya anak-anak difabel, mereka bisa berkarya tapi tidak ada yang bantu. Saya bantu mereka supaya bisa merasakan seperti manusia sebenarnya,” Imbuhnya.
Sedangkan pendiri sekaligus Ketua Dewan Penasihat Cidco, Anne Nurfarina mempunyai alasan mendasar mendirikan Cidco. Salah satunya karena seni memiliki potensi yang multiguna.
“Pertama, Menerapi siswa secara social behavior antara lain respon komunikasi, yang outputnya itu adalah karya,” jelasnya.
“Pada intinya, momen Komunitas Tionghoa Peduli ini anak- anak diberikan kesempatan untuk proyeksi (bersinergi). Cita-cita kami siswa bisa mandiri secara finansial. Ini menjadi kata kunci dimasa yang akan datang ketika orang tua tidak ada,” katanya.
Pada acara tersebut, Komunitas Wanita Tionghoa Peduli juga memberikan bantuan berupa 1.500 masker, 25 Paket sembako, dan multivitamin yang akan di distribusikan kepada warga Kota Bandung yang membutuhkan. (rls)