Kilas Bandung PRSSNI, Selasa (8/10/2019)

KilasBandung – Hasil survei Asian Development Bank menyebutkan Bandung menempati urutan ke-14 kota termacet di Asia bahkan lebih parah dibanding Jakarta dan Surabaya. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan Pemkot Bandung sedang berupaya mengatasi kemacetan lalu lintas yang tidak mungkin dihindari akibat tingginya aktivitas penduduk.

Masyarakat kota Bandung diminta memaklumi kemacetan lalu lintas yang terjadi di sekitar Jalan Jakarta terkait pembangunan jembatan layang atau fly over di lokasi tersebut. Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan kemacetan tidak bisa terhindari karena adanya aktivitas pembangunan.

Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Rendiana Awangga menyatakan, kemacetan masih menjadi permasalahan yang paling menjadi sorotan. Bahkan ia menyebut, Pemkot Bandung gagal dalam menyelesaikan masalah kemacetan.

Mahasiswa dan dosen di ITB dapat menggunakan grabwheels untuk aktivitas di lingkungan kampus yang merupakan hasil dengan perusahaan penyedia aplikasi transportasi online. Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengatakan kerjasama tersebut merupakan yang pertamakalinya di Bandung.

Para calon pekerja migran yang akan bekerja di luar negeri tidak lagi bisa direkrut secara langsung oleh perusahaan penempatan pekerja migran. Kadisnakertrans Jabar Ade Afriadi mengatakan sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan perekrutan pekerja migran akan dilakukan langsung oleh pemerintah untuk melindungi pekerja migran dan mencegah adanya pekerja migran ilegal.

Pertumbuhan perekonomian Jabar masih bergerak positif meski mengalami perlambatan yang diprediksi terjadi sampai akhir tahun 2019. Pengamat ekonomi Josua Pardede mengatakan fokus perhatian saat ini mengoptimalkan akses pembiayaan ke sektor konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi cukup besar dalam pertumbuhan perekonomian Jabar.***

Dengarkan Audio Podcastnya di sini.