KilasBandung – Kasus pembakaran bendera bertuliskan Tauhid yang terjadi di Kabupaten Garut saat peringatan Hari Santri Nasional disayangkan oleh sejumlah pihak, khususnya para ulama. Perwakilan Ulama, Ustad Adi Hidayat menyatakan kejadian tersebut harus disikapi dengan jernih sehingga tidak terulang kembali. Ustad Adi mendesak aparat kepolisian segera menindaklanjuti kasus tersebut dan jika masuk dalam ranah pelanggaran pidana maka harus diselesaikan dengan persoalan pidana.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyesalkan terjadinya aksi pembakaran bendera Tauhid yang terjadi di Kabupaten Garut saat Peringatan Hari Santri Nasional. Gubernur meminta semua pihak untuk bisa menahan diri dan tidak terprovokasi oleh hal-hal yang dapat merugikan semua pihak.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat fokus menyelidiki pembawa dan pengibar bendera Tauhid guna memperjelas akar permasalahan yang terjadi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Umar Surya Fana menuturkan, berdasarkan keterangan Panitia Acara Peringatan Hari Santri Nasional di Limbangan Kabupaten Garut telah disepakati bahwa seluruh peserta tidak membawa bendera selain bendera Merah Putih.
Wali Kota Bandung Oded M. Danial meresmikan penataan pedagang kaki lima bidang kuliner yang berada di Taman Pers di jalan Malabar Bandung. Oded menuturkan penataan PKL Malabar merupakan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk swasta. Oded meminta kepada para PKL yang sudah ditata untuk selalu menjaga ketertiban, keindahan, dan kebersihan di sekitar lokasi berjualan.
Pemerintah Kota Bandung terus melakukan pembinaan terhadap para pedagang kaki lima terutama yang bergerak di bidang kuliner. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Priana Wirasaputra mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan BPPOM memantau kualitas kesehatan makanan yang dijajakan PKL termasuk memberikan bimbingan teknis.
Ahli Bahasa dari Balai Bahasa Jawa Barat, Asep meminta masyarakat untuk tidak baper dan lebih banyak memahami berbagai informasi yang saat ini banyak beredar di media sosial. Menurut Asep, media sosial adalah media yang tidak terkontrol sehingga masyarakat harus bisa memaknai secara bijak berbagai informasi yang beredar.***