Kerjasama Antar Daerah Dukung Pengendalian Inflasi dan Kesejahteraan Masyarakat

KILASBANDUNGNEWS.COM – Sebagai upaya terus menjaga pasokan pangan strategis di Provinsi Jawa Barat, dan sejalan dengan isu strategis pemulihan ekonomi Jawa Barat yaitu menjaga keberimbangan antara ketersediaan pasokan dan permintaan ketersediaan pasar baik secara online maupun offline, Bank Indonesia Jawa Barat bersama BI Cirebon dan BI Tasikmalaya sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah dan instansi terkait dalam berbagai upaya strategis pengendalian inflasi.

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai kelanjutan penyiapan dan pelaksanaan Kerja sama Antar Daerah  (KAD) untuk menjaga pasokan pangan strategis dilakukan perjanjian kerjasama sebagai implementasi KAD antara Kota Bogor dan Kabupaten Ciamis Tentang “Penyediaan Pangan Strategis”.

Penandatanganan yang berlangsung di Kantor Bupati Ciamis, dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat dan Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Toto Marwoto, dengan disaksikan oleh Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya; Kepala BI Jawa Barat, Herawanto; Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja; Kepala BI Tasikmalaya, Darjana; dan Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya, Muzakkir Abdullah.

Perjanjian Kerja Sama ini merupakan bagian dari “Kesepakatan Bersama” antara Pemerintah Kota Bogor dengan Kabupaten Ciamis Tentang “Kerja Sama Pembangunan Antar Daerah Kota Bogor dan Kabupaten Ciamis” yang telah ditandatangani sebelumnya oleh Walikota Bogor, Bima Arya dan Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya.

Menurut Kepala Kantor BI Perwakilan Jawa Barat, Herawanto, dengan ditandatanganinya perjanjian KAD ini, kebutuhan pangan strategis, yang saat ini dikhususkan untuk produk telur ayam ras dan daging ayam ras bagi masyarakat Kota Bogor akan dipasok oleh peternak ayam ras di Kabupaten Ciamis, sebagai daerah produsen.

“Dengan adanya jaminan ketersediaan pasokan telur dan daging ayam ras, maka kestabilan harga di Jawa Barat, Kota Bogor dan Kabupaten Ciamis khususnya akan relatif terjaga,” ucapnya.

Herawanto mengatakan, sebagai langkah awal penguatan kerangka KAD ini, dilakukan penyerahan bantuan oleh Kepala BI Tasikmalaya, Darjana kepada Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya berupa Gudang Pendingin (Cold Storage) dengan kapasitas simpan 30 ton dan gudang pembeku daging teknologi tinggi (air blast) 2 ton.

“Bantuan tersebut diberikan kepada Perkumpulan Peternak Ayam Priangan selaku produsen komoditas daging ayam ras oleh Bupati Ciamis.  Sebagai realisasi perjanjian Kerjasama Antara Kota Bogor dengan Kabupaten Ciamis, dilakukan pembelian perdana komoditas telur ayam ras oleh Perumda Pasar Pakuan Jaya kepada Paguyuban Peternak Ayam Petelur Ciamis menggunakan transaksi non tunai (QRIS),” ucapnya.

Herawanto mnambahkan, kerja sama di antara kedua wilayah tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan dan penyediaan pangan strategis, namun juga mencakup pengembangan smart city dan E-Government; pengembangan ekonomi kreatif, koperasi, usaha kecil dan menengah; pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata; dan bidang-bidang lain yang disepakati bersama mengacu pada kebutuhan untuk pengembangan ekonomi di kedua wilayah.

“Mengacu pada roadmap pengendalian inflasi, kesepakatan yang dditandatangani ini, akan terus dikembangkan dalam konteks penanganan inflasi secara sustainable, tidak hanya stabilitas harga di tingkat konsumen, namun juga stabilitas harga di level produsen yang tidak hanya terbatas di antar Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, namun jika diperlukan akan terus dikembangkan dengan berbagai provinsi lainnya di Indonesia,” tuturnya.

Herawanto menegaskan, konsep KAD akan terus dikembangkan sehingga tidak hanya terbatas berupa kerjasama antar instansi pemerintah, pemerintah dengan pelaku usaha, antar pelaku usaha, atau kombinasi dari dua atau tiga bentuk kerja sama dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas mekanisme yang ada.

“Tentunya sejauh memungkinkan dapat melibatkan institusi-institusi terkait lainnya seperti Bulog. Dengan demikian, konsep KAD akan dapat dikembangkan tidak hanya untuk pemecahan masalah sekarang namun juga untuk antisipasi pemecahan masalah kedepan, dan mampu menjadi framework yang bisa dihidupkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan,” ujarnya. (Parno)