KILASBANDUNGNEWS.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, melakukan peninjauan kelokasi terdampak banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Rabu (27/3/2025). Kehadiran Kepala BNPB atas perintah Presiden Joko Widodo sebagai bentuk representatif bahwa pemerintah hadir dalam hal penanggulangan bencana.
Suharyanto langsung melakukan peninjauan ke tempat pengungsian di SD Padakati, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat. Dan memastikan seluruh penanganan berjalan dengan baik. Mulai dari segi penanganan pengungsi hingga pemenuhan kebutuhan dasar.
“Dilokasi ini tadi kita sudah mengecek kondisi pengungsi, dapur umum, dan ketersediaan logistik, semuanya cenderung relatif terpenuhi,” kata Suharyanto.
Usai melakukan peninjauan, Suharyanto kemudian memimpin rapat koordinasi penanganan banjir dan tanah longsor di Bandung Barat. Dalam rapat ini, ditentukan upaya dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam hal percepatan penanganan.
Langkah pertama yakni, operasi pencarian dalam menemukan korban yang masih hilang harus lebih optimal lagi. Tentu dalam operasi pencarian juga hendaknya para tim SAR gabungan harus menaati aspek keselamatan, mengingat medan dilokasi masih terjadi hujan dan dapat berpotensi longsor susulan.
“Masih tersisa empat hari lagi dari tujuh hari ‘golden time” dalam operasi pencarian, ini harus benar-benar dimaksimalkan, tentu para petugas harus tetap menaati prosedur keselamatan,” ucapnya.
Suharyanto juga menyempatkan berbincang dengan para pengungsi. Dan mereka mengaku masih takut untuk kembali ke rumah. Karena warga masih khawatir adanya potensi longsor susulan.
Suharyanto menyampaikan untuk membuka opsi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dengan adanya TMC diharapkan curah hujan bisa dikurangi, sehingga proses pencarian dan penanganan darurat bisa berjalan optimal.
“Untuk cuaca kita akan bekerjasama dengan BMKG untuk berupaya mengurangi curah hujan dengan TMC, sehingga operasi pencarian bisa lebih maksimal,” jelas Suharyanto.
Peristiwa banjir dan tanah longsor di Bandung Barat juga berdampak pada rumah warga yang rusak. Berdasarkan laporan yang berhasil dihimpun, sedikitnya terdapat 30 rumah yang rusak tertimbun longsor.
Mengenai hal ini, koordinasi lanjutan juga telah dibangun dengan PVMBG dan lintas instansi terkait. Kajian terhadap kondisi struktur tanah juga menjadi pertimbangan bahwa lokasi yang dihuni warga termasuk dalam lokasi rawan bencana.
“Ini sekarang sedang proses penyiapan lahan dan pendataan warga, saya instruksikan untuk percepatan, sehingga penangananya bisa lebih optimal,” kata Suharyanto.
Suharyanto juga memberikan Dana Siap pakai (DSP) untuk operasional penanganan darurat dilokasi terdampak. Total DSP yang diberikan senilai 550 juta. Masing-masing 250 juta diberikan kepada Bupati Bandung Barat, 150 juta untuk Kodim dan 150 juta untuk Polres. Ini akan digunakan untuk operasional guna mendukung percepatan penanganan darurat.
Selain DSP, BNPB juga memberikan dukungan bantuan berupa logistik dan peralatan yaitu, tenda pengungsi 2 set, tenda keluarga 30 unit, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, kasur lipat 100 lembar, sembako 300 paket, hygine kit 300 unit, solar panel dua unit dan pompa Alkon lima unit.