KILASBANDUNGNEWS.COM – Kasus penularan virus Corona varian B.1617.2 atau varian Delta mulai merebak di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus positif varian Delta di Indonesia mencapai 160 kasus yang tersebar di sembilan Provinsi.
Total kasus tersebut terdeteksi dari proses whole genome sequencing (WGS) per 20 Juni 2021.
Berdasarkan situs litbang.kemkes.go.id, varian Delta ditemukan di sembilan provinsi, yakni Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kemudian, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Gorontalo.
Kasus varian Delta merupakan kasus terbanyak dari tiga varian yang tergolong ‘Variant of Concern (VoC). Dua varian lainnya yaitu kasus B117 Alfa sebanyak 45 kasus dan 6 kasus B1351 Beta.
Di Banten, Kemenkes menemukan kasus varian Delta. Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Astuti, mengatakan varian tersebut ditemukan pada warga Perumahan Pondok Jagung, Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
“Ada pasien yang positif varian baru. Yang B117 pulang dari Arab Saudi. Kemudian yang B1617 penularan dari anaknya yang tinggal di Jakarta,” katanya.
Sementara itu di Jawa tengah ditemukan 80 kasus varian B1617 Delta. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya ditemukan 75 varian B1617 Delta pada 15 Juni lalu.
DKI Jakarta Juga tercatat mengalami peningkatan kasus varian B1617 Delta. Pada 15 Juni, kasus varian Delta di DKI Jakarta tercatat 9 kasus. Namun, pada 20 Juni, Kemenkes mencatat ada 51 kasus varian Delta di DKI Jakarta.
Sementara itu, di Kalimantan Tengah Kemenkes menemukan tiga kasus varian Delta, tiga kasus di Kalimantan Timur, dan satu kasus di Gorontalo.
Kasus varian Delta paling banyak ditemukan di Jawa Tengah yaitu sebanyak 80 kasus per 20 Juni. Varian tersebut banyak ditemukan di daerah Kudus.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan setidaknya sekitar 62 warga Kudus positif terpapar Covid-19 varian Delta. Ganjar kemudian meminta warga Jateng lebih waspada terhadap varian Covid-19 yang berasal dari India tersebut.
“Varian yang konon dari India ini sudah menjangkiti 62 saudara kita di Kudus. Jelas kita patut waspada. Karena varian delta telah menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di India,” ujarnya.
Per 20 Juni Kemenkes juga mencatat ada tiga kasus varian delta di Jawa Timur. Namun, berdasarkan data terbaru dari Satgas Penanganan Covid-19 Jatim menyebut total varian Delta yang ditemukan sebanyak 19 kasus.
Dari 19 kasus tersebut, 11 kasus baru diumumkan pada 21 Juni 2021.
Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan kasus mutasi baru itu terdeteksi dari proses WGS sampel warga yang terjaring penyekatan di Jembatan Suramadu dan pasien asal Bangkalan.
“Hasil sequencing yang di kami, khususnya kawan-kawan dari Bangkalan itu sekarang ada 19 (pasien),” kata Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, Senin (21/6).
Terakhir, Kemenkes mencatat ada 1 kasus varian Delta di Jawa Barat. Namun, belakangan varian tersebut kembali ditemukan di Karawang. Tim riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan 72 persenatau44 dari total 61 sampel klinis pasien Covid-19 telah terinfeksi varian Delta.
Terkait itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta masyarakat waspada dengan memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Virus corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617). Virus ini pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC). (Sumber: www.cnnindonesia.com)