Bandung – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengapresiasi pelaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018 di Kota Bandung. Kemendikbud menilai, Kota Bandung menjadi yang terbaik dalam menerapkan regulasi zonasi dalam PPDB 2018.
Demikian disampaikan Panitia PPDB Kota Bandung, Edi Suparjoto, Senin (9/7/2018). Menurut Edi, pelaksanaan PPDB di Kota Bandung berlangsung lancar dan sesuai dengan yang diharapkan regulasi.
“Menurut kementrian (Kemendikbud), Kota Bandung yang terbaik dalam menerapkan regulasi zonasi,” katanya.
Dilansir dari laman Humas Pemkot Bandung, Edi mengungkapkan, berdasarkan hasil rekapitulasi panitia PPDB Kota Bandung, ada 33.000 pendaftar dari 27.828 kuota jenjang Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), ada sekitar 25.000 pendaftar dari 16.628 kuota untuk SMP Negeri.
Bagi calon peserta didik yang tidak terakomodasi, saat ini Panitia PPDB Kota Bandung sedang memetakan untuk disalurkan di sekolah mana saja.
“Untuk jenjang SD, kami sedang mencari SD mana saja yang masih kosong di kelurahan atau per gugus. Sementara untuk SMP, kami sudah membuat lima sekolah terintegrasi atau sekolah satu atap dengan SD, yakni di Cicabe, Cimuncang, Cihaurgeulis, Kebon Gedang, dan Ciburuy,” terang Edi.
Edi mengakui, masih ada beberapa pihak terutama calon peserta didik jalur akademik yang kurang terfasilitasi karena tidak masuk zonasi.
“Kami sedang memikirkan penyaluran calon peserta didik jalur akademik tersebut. Ada kerja sama dengan K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) untuk menyediakan tempat di sekolah swasta yang memungkinkan. Karena untuk swasta sebenarnya ada sekitar 40.000 kursi, masih surplus. Yang RMP bisa mencoba opsi ke swasta,” tuturnya.
Dalam dua hari ke depan, tambah Edi, masih ada proses daftar ulang dan baru akan memulai tahun ajaran baru pada Senin (16/7/2018) mendatang.
“Kami sedang memikirkan cara untuk membantu menyalurkan para calon peserta didik yang belum diterima,” sambung dia.
Edi meminta para orang tua calon peserta didik yang tidak diterima di sekolah negeri untuk tetap bersabar.
“Mohon kerja samanya untuk tetap sabar karena kami terus berupaya mencari jalan keluar terbaik,” ujarnya.***