KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.080 per dolar AS pada Rabu (13/11) pagi. Posisi tersebut melemah 26 poin atau 0,19 persen dibanding penutupan Selasa (12/11), yang berada di level Rp14.054 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau yen Jepang menguat 0,07 persen, baht Thailand 0,04 persen, lira Turki 0,02 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
Tapi pelemahan juga terjadi atas sejumlah mata uang Asian. Won Korea melemah sebesar 0,53 persen, ringgit Malaysia 0,22 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara hanya peso Filipina yang stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS. Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS.
Dolar Australia dan dolar Kanada terpantau melemah dengan nilai masing-masing sebesar 0,09 dan 0,02 persen. Penguatan hanya terjadi pada poundsterling Inggris sebesar 0,08 persen.
Sementara, euro stagnan tak bergerak terhadap dolar AS. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari pesimisme kesepakatan dagang antara AS dan China.
Menurut Ariston, hal tersebut bersumber dari pidato Presiden AS Donald Trump semalam. Dalam pidato tersebut, Trump memberikan sinyal bahwa AS akan bersikap keras terhadap China dalam perundingan dagang.
“Dalam artian bahwa AS tidak akan bersepakat dengan China, bila AS tidak diuntungkan dari kesepakatan tersebut,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (13/11).
Dengan demikian, Ariston berpendapat negosiasi AS dan China tidak akan berjalan mudah untuk menuju kesepakatan perjanjian dagang.
“Hal ini mungkin bisa menjadi penekan rupiah terhadap dollar AS,” ungkapnya. Lebih lanjut, Ariston mengatakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.020 hingga Rp14.100 pada hari ini.***