Kemandirian Alutsista, PT INTI Gandeng Produsen Amunisi dan Senjata Dalam Negeri

KILASBANDUNGNEWS.COM – Bagian dari upaya untuk mengimplementasikan teknologi dalam cakupan yang lebih luas, terutama dalam kaitannya untuk mewujudkan kedaulatan industri pertahanan dalam negeri, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) menggandeng produsen amunisi dan senjata serbu swasta satu-satunya di Indonesia.

Kolaborasi dengan produsen senjata serbu, amunisi polymer, dan propelan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 82,5% tersebut dilakukan melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktur Utama PT INTI Edi Witjara dengan Direktur Utama PT Komodo Armament Indonesia (Komodo Armament) Dananjaya Trihardjo.

Senior Vice President Corporate Secretary PT INTI Delvia Damayanti mengatakan, kerja sama tersebut akan difokuskan untuk kolaborasi produksi senjata serbu serta amunisi penegakan hukum dan militer, untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia menciptakan kemandirian dalam bidang pertahanan nasional.

“Targetnya, kolaborasi strategis ini dapat menyuplai kebutuhan senjata dan amunisi untuk pasar dalam negeri,” ucap Delvia, melalui rilis Selasa (5/12/2023)

“Sengan kapasitas produksi terpasang untuk senjata serbu yang telah mengantongi sertifikasi hasil uji kelaikan dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat itu tercatat sebesar 5.000 pucuk senjata serbu per tahun. Sementara untuk kapasitas produksi amunisi polymer, magasin, propelan, dan pendukung lainnya mencapai 2 juta unit,” imbuhnya.

Delvia menargetkan, kolaborasi produksi ini akan jadi cikal bakal bangkitnya industri dalam negeri, terutama dalam kaitannya untuk menyuplai kebutuhan pertahanan nasional.

Sebagai wujud komitmen kerja sama tersebut, kedua perusahaan pun telah melakukan kunjungan kerja ke fasilitas produksi masing-masing pihak di Bekasi dan Bandung. Rencananya, kolaborasi produksi tersebut akan dilaksanakan di fasilitas produksi kedua perusahaan.

Selanjutnya, PT INTI berekspansif dengan melakukan serangkaian penandatanganan nota kesepahaman lainnya. Di antaranya, sinergi untuk membangun fasilitas produksi beragam produk berbahan material baja dan baja stainless yang diinisiasi melalui penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengadaan Baja dan Baja Stainless serta Pengembangan Kendaraan Listrik antara Pjs. Direktur Sales & Marketing PT INTI (Persero) Ahmad Taufik dan Managing Director JW Steel Pte. Ltd. Roger Ng, pada 23 Oktober 2023, di Jakarta.

Delvia menambahkan, kedua belah pihak tersebut nantinya juga akan menjajaki pembentukan joint venture perusahaan manufaktur kendaraan listrik di Indonesia.

“Mengutip data Indonesia’s Electric Vehicle Outlook: Supercharging Tommorow’s Mobility, bisnis kendaraan listrik di Indonesia memiliki potensi pasar yang mencapai lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp299 triliun. Sehingga masih tersedia area bisnis yang sangat leluasa untuk dieksplorasi,” ujar Delvia.

Selain rencana kerja sama produksi senjata, amunisi, dan produk baja stainless tersebut, Delvia mengutarakan, pihaknya telah mengeksekusi kerja sama pengadaan perangkat elektronik dan teknologi informasi. Agenda strategis tersebut direalisasikan melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Penyediaan Perangkat Elektronik, Telekomunikasi, dan Information Technology di Lingkungan Muhammmadiyah antara Deputy Executive General Manager Sales & Marketing PT INTI (Persero) Gema Alfarizi Deri dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Ikhwan Ahada, pada Jumat, 24 November 2023, di Kota Yogyakarta.

“Rencananya, melalui kerja sama tersebut, PT INTI akan menyediakan kebutuhan perangkat elektronik seperti laptop, tablet, access point, Closed Circuit Television (CCTV), e-KTP Reader, infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi, dan hal terkait perangkat elektronik lainnya, di lingkungan Muhammadiyah Wilayah Yogyakarta,” tuturnya.

Harapannya, keterlibatan dan kolaborasi PT INTI dengan berbagai perusahaan dan lembaga lintas lini akan mendorong terwujudnya kemandirian teknologi dalam negeri, dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global, terutama dalam penguasaan teknologi untuk pasar lokal. (Parno)