Bandung – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor di Indonesia hingga saat ini baru mencapai 700 ribu atau kurang dari 1 persen dibanding total penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta orang.
Kepala Unit Pengelolaan Galeri Divisi Pengembangan Investor PT Bursa Efek Indonesia, I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan, jumlah tersebut masih relatif kecil dibanding dengan negara di Asean meski dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan investor yang cukup bagus.
“Ada beberapa faktor pertumbuhan investor ini lambat diantaranya inklusi mengenai produk pasar modal kurang, adanya stigma pasar modal judi dan penilaian masyarakat bahwa investasi bodong berkaitan dengan saham,” ucapnya kepada wartawan dalam Investor Summit 2018, di Bandung, Selasa (4/9/2018).
Alit menyatakan, untuk meningkatkan jumlah investor pihaknya mencoba mendekatkan investor dan manajemen perusahaan dengan harapan mereka bisa berdiskusi lebih lanjut terkait pasar modal terhadap emiten tertentu sehingga ada keterbukaan antara kedua belah pihak.
“Cara ini mampu meningkatkan jumlah investor, seperti yang terjadi di Jabar, terhitung Juli 2018 jumlah investor di Jabar mencapai 114 ribu atau 15 persen dari total investor di Indonesia dengan emiten mencapai 35, ini cukup besar,” katanya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis Kantor Regional 2 Jawa Barat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lasdini Purwanti mengatakan, OjK sebagai regulator akan terus mendorong kapital market karena masih sedikitnya investor yang ada di Indonesia saat ini.
“Kita tahu bahwa di luar negeri investasi ini menjadi tujuan orang untuk berinvestasi dibandingkan harus diperbanyak,” ujar Lasdini.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung