KILASBANDUNGNEWS.COM – Kasur Hingga pakaian ditemukan petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung saat melakukan pembersihan saluran drainase di Jalan Dr H Djunjunan, Kota Bandung.
‘Kamar’ yang dibuat di dalam saluran air tersebut, diduga didirikan oleh penyendang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Kadis DPU Kota Bandung Didi Riswandi mengatakan, kamar itu ditemukan setelah petugas melakukan pemeliharaan drainase guna mengantisipasi jelang musim hujan.
“Tiga buah kasur terpasang rapi di atas papan bambu dan batu batu yang dipergunakan tempat tidur. Selain kasur, terdapat bantal, guling, koper, baju, dan selimut,” katanya saat dimintai konfirmasi wartawan via sambungan telepon, Selasa (24/8) kemarin.
Saluran drainase di Jalan tersebut ada dua, drainase sebelah kiri masih dialiri air sedangkan yang sebelah kanan tidak dan terdapat sedimentasi yang cukup tinggi.
“Di sana gorong-gorong ada dua yang melintasi Djunjunan. Yang satu terlihat dinaikin supaya tidak masuk air, ada dua karung pengganjal air sehingga sedimentasi di sana banyak,” tambahnya.
Didi menyebut, gorong-gorong itu berukuran besar dan sering dilakukan pembersihan. Gorong-gorong serupa juga ada di Jalan Dago, Gedebage, Cipamulihan, dan Citarip (Jalan Soekarno-Hatta).
“Sebenarnya pembersihan ini rutin dilakukan terlebih mendekati musim hujan. Setelah Djunjunan, ke samping kantor Camat Gedebage, Pasar Induk Gedebage Cipamulihan, Citarip Soekarno-Hatta,” ungkapnya.
Karena bisa menyengat aliran air, pihaknya meminta petugas di lapangan untuk membongkarnya.
“Petugas tidak berani, nggak enak hati. Saya ke sana, saya suruh bersihin dan pagi tadi baru dibongkar. Kalau banjir, itu bahaya,” tegas Didi.
Dodi Saiful Rohmat petugas dari URC Bojonegara yang pertama kali menemukan kamar tersebut, awalnya ditugaskan untuk mengeruk endapan lumpur di dalam drainase itu. Namun, setelah masuk ke dalam saluran itu, ia dikagetkan dengan adanya sejumlah pakaian yang digantung.
“Saya ditugaskan mengeruk saluran di sana, terus menemukan kok kaya ada tempat tidur, sempat saya nanya juga ke pemulung di atas ‘wah ini tempat siapa?’, katanya (pemulung) ‘itu udah lama enggak ditinggalin’, itu mah katanya milik orang Lampung kalau tidak salah, ‘angkat saja pak, Bongkar saja’, tidak ada barang berharga hanya rongsokan saja,” kata Dodi kepada detikcom.
Berdasarkan penuturan Dodi, kondisi kasur tersebut sudah begitu lapuk. Sedangkan, baju yang digantung pun tampak tak layak pakai karena lusuh dan compang-camping. “Tidak ada barang yang berharga lah,” kata Dodi.
Ia mendapatkan informasi, bahwa kamar tersebut tidak dijadikan tempat tinggal yang permanen oleh para pemulung. Tetapi, hanya menjadi tempat singgah sementara untuk beristirahat. ‘Kamar’ itu pun diperkirakan baru ada belakangan ini.
“Kalau buat tempat tinggal kan tidak mungkin ya, karena kalau iya juga pasti ada panci, kasur, kompor dan sebagainya. Ini cuma tempat istirahat saja kayaknya. Di bawah juga banyak kecoa dan nyamuk,” ujarnya.
Petugas DPU Kota Bandung telah membereskan barang-barang tersebut, endapan lumpur yang berada di dalam drainase itu pun telah diangkut ke dalam puluhan karung.
“Kalau memicu banjir sih ada kemungkinan juga kalau ada air gede, kan jadi hambatan kan ya. kalau ada sampah jadi hambatan jadi air meluap ke atas, bisa jadi kan anggap saja hambatan,” pungkasnya. (Sumber: news.detik.com)