Bandung – Sekitar 85,3 persen warga Kota Bandung telah mengenal program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) sampah yang digulirkan Pemerintah Kota Bandung. Tak hanya itu, sekitar 55,03 persen warga Kota Bandung juga ternyata telah memisahkan sampah.
Hal itu berdasarkan survei Ganesha Reka Konsultan pada Agustus lalu. Survei ini melibatkan 794 responden yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung.
Dalam survei tersebut juga terungkap, sekitar 55,7 persen responden telah mengurangi penggunaan plastik. Sedangkan 52,6 persen responden menyatakan akan memulai memisahkan sampah sesuai jenisnya.
Hal lainnya, sekitar 48,3 persen responden menyatakan mulai membawa tempat makan dan minum sendiri setelah mengetahui Kang Pisman yang menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Bandung Oded M. Danial dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Namun, kesadaran untuk mengurangi kantong plastik saat berbelanja ternyata masih belum terlalu tinggi. Baru ada sekitar 44,3 persen yang menyadari pentingnya membawa tas sendiri saat berbelanja.
Pemkot Bandung menggulirkan program Kang Pisman sebagai salah satu upaya menyelesaikan masalah sampah di Kota Bandung. Harapannya, Kota Bandung bisa mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai solusi permasalahan sampah.
Kang Pisman ternyata mulai menyadarkan warga Kota Bandung untuk menabung di bank sampah. Ada sekitar 20,5 persen responden yang konsisten telah menabung di bank sampah. Bahkan sekitar 12,4 responden menyatakan ikut terinspirasi oleh program Kang Pisman untuk menerapkan pola hidup ‘zero waste’.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani mengungkapkan, program Kang Pisman memang bukan program instan. Program ini membutuhkan konsistensi agar bisa menjadi budaya baru di Kota Bandung. Karenanya, DLHK Kota Bandung akan terus menyosialisasikan Kang Pisman dengan gencar.
“Alhamdulillah kini justu sudah banyak institusi, kelompok, perusahaan, ataupun masyarakat yang justru meminta sosialisasi Kang Pisman,” katanya.
Strategi lainnya, Kamalia menyatakan DLHK akan berupaya mengoptimalkan konsep pentahelix, yakni menjalin sinergitas yang kuat antara pemerintah, pengusaha, akademis, komunitas dan media.
“Kita juga akan kolaborasi dengan dinas lain untuk membentuk kelompok kerja lintas dinas,” tutur Kamalia.
“Ini menjadi indikasi bahwa Kang Pisman mulai disadari oleh masyarakat Kota Bandung. Ini menjadi salah satu alternatif solusi menangani persoalan sampah. Selain itu, interaksi langsung juga menjadi jalur utama dalam menyukseskan sosialisasi Kang Pisman bisa lebih dipahami masyarakat,” katanya.
Perlu diketahui, program Kang Pisman telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya, Koran Sindo yang menilai Kang Pisman merupakan budaya baru masyarakat kota yang dilahirkan Pemkot Bandung di bidang pengelolaan sampah.
Kang Pisman dengan kepemimpinan Wali Kota Bandung mampu membuktikan dan menghasilkan beberapa terobosan baru yang inovatif bagi perkembangan dan kemajuan daerah.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR, Achmad Gani Ghazali Akman kepada Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna yang mewakili Wali Kota Bandung, Oded M Danial pada saat acara Malam Penganugerahan Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2019, di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Jalan Jenderal Sudirman Kota Padang, Kamis (22/8/2019) malam.***