Harapan Membangkitkan Bisnis Kerajinan di Stasiun Rajapolah

KILASBANDUNGNEWS.COM – Rajapolah dikenal sebagai salah satu daerah sentra produsen dan penjualan produk kerajinan khas Tasikmalaya. Namun sejauh ini penjualan kerajinan Rajapolah dihadapkan pada sejumlah kendala.

Selama ini, para pedagang kerajinan itu masih mengandalkan konsumen atau wisatawan yang menggunakan moda transportasi kendaraan mobil atau bus yang mampir.

“Biasanya akhir pekan pembeli meningkat, banyak yang mampir untuk belanja. Tapi memang akhir-akhir ini agak sepi, sejak pandemi sepi terus,” kata Aris, salah seorang pedagang kerajinan di Rajapolah, Kamis (23/6/2022).

Selain itu, para pedagang mengandalkan penjualan online untuk membantu pemasaran. “Ya online juga sudah kami coba masuk, lumayan ada penjualan walaupun persaingannya lebih ketat kalau jualan online,” ucap Aris.

Sebelumnya, Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan atau meminta kepada Kementerian Perhubungan agar kereta api bisa berhenti di stasiun Rajapolah.

Sehingga ada aktivitas naik-turun penumpang di stasiun itu. Harapannya, penumpang kereta api bisa mampir dan membeli produk kerajinan di Rajapolah. Apalagi lokasi stasiun dan sentra penjualan kerajinan tidak terlalu jauh.

“Kami sudah menyampaikan ke Kemenhub agar kereta api bisa berhenti sekitar 10 atau 15 menit di stasiun Rajapolah. Supaya ada aktivitas naik turun penumpang,” kata Cecep, saat mendampingi kunjungungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Tasikmalaya, akhir pekan lalu.

Namun dia mengatakan sejauh ini harapannya belum mendapat respons dari pihak terkait. Padahal, jika ada aktivitas naik-turun penumpang di stasiun Rajapolah dia berharap akan memberi efek positif bagi aktivitas usaha kerajinan khas Tasikmalaya.

“Itu upaya kami untuk membantu ekonomi kreatif di Rajapolah,” kata Cecep.

Sementara itu Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan ada beberapa hal yang membuat kereta api berhenti di sebuah stasiun. “Antara lain pemeriksaan rangkaian, persilangan dan okupansi penumpang,” ucapnya.

Terkait stasiun Rajapolah, dia mengatakan okupansi di stasiun ini masih belum banyak. “Sehingga saat ini tidak semua perjalanan KA berhenti di Rajapolah,” jelas Kuswardoyo.

Menurutnya, jika kereta api berhenti di sebuah stasiun itu akan berpengaruh terhadap perjalanan kereta api lainnya. “Dampaknya menambah waktu perjalanannya serta menambah beban operasional kereta api tersebut,” papar Kuswardoyo.

Namun jika memang tuntutan atau harapan pemberhentian di stasiun itu memang potensial, pihak PT KAI tida menutup kemungkinan melakukan perubahan.

“Tentunya kalau memang potensial kita bisa bahas bersama. Tentunya PT KAI juga sangat mendukung potensi pengembangan usaha di suatu daerah dengan mempertimbangkan berbagai hal, termasuk kelancaran operasional kereta api itu sendiri,” pungkas Kuswardoyo (Sumber : Detik.com)