KILASBANDUNGNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil menyatakan, HUT ke-75 Kemerdekaan RI merupakan momentum kebangkitan Jawa Barat pasca pandemi Covid-19 karena Covid-19 tidak hanya memukul aspek kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial.

“Dalam situasi krisis kesehatan dan ekonomi seperti saat ini, ibu pertiwi memanggil kita semua untuk bisa memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki,” kata Gubernur dalam sambutannya dalam upacara HUT ke-75 Kemerdekaan RI, di Gedung Sate, Senin (27/8/2020).

Menurut Gubernur, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat secara  intens melakukan penanganan untuk menyelamatkan seluruh masyarakat dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 dengan melakukan pelacakan dan pengetesan (testing) metode uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR) ditingkatkan.

“Kami berupaya keras menekan kasus positif, angka kematian serta meningkatkan tingkat kesembuhan dengan melakukan tes Covid, pelacakan, serta perawatan atau isolasi pasien positif. Hingga tanggal 11 Agustus 2020, kami telah melakukan tes PCR sebanyak 180.731 atau terbanyak dibanding provinsi lain di luar DKI Jakarta,” ucapnya.

Gubernur mengatakan, pelacakan dan pengetesan disertai dengan penguatan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan laboratorium. Pemda Provinsi Jawa Barat terus menginventarisasi pusat isolasi di luar rumah sakit guna menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19 seiring konsistensi pengetesan.

“Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru, kami terus mengejar target sesuai dengan standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) untuk mengetes satu persen dari jumlah penduduk. Atau di Jabar sekitar 500.000 tes PCR,” tambahnya.

Selain itu pengendalian Covid-19 akan berjalan beriringan dengan pemulihan ekonomi yang dilakukan secara komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif. Sebab, perekonomian Jawa  Barat terpukul telak, terlihat dari kontraksi ekonomi Jabar yang mencapai minus 5,98 persen.

Menurut Gubernur, dalam program pemulihan ekonomi, Jawa Barat sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Jawa Barat, dimana tuhas Satgas tersebut akan menyusun peta jalan yang dibagi dalam tiga rencana aksi, yakni penyelamatan (rescue), pemulihan (recovery) dan penormalan (normalization).

“Tahap penyelamatan berfokus pada tenaga kerja di berbagai sektor usaha dan menghidupkan kembali UMKM yang terdampak Covid-19. Tahap pemulihan berfokus pada penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha, membuka bidang bisnis, investasi, dan membuka industri besar. Tahap penormalan berfokus pada kelanjutan program pemulihan dan sektor ekonomi lainnya secara normal,” katanya.

Gubernur menegaskan bahwa menggerakkan produksi UMKM yang terhambat atau terhenti karena pandemi dapat membuat perekonomian Jawa Barat kembali bergairah karena pelaku UMKM di Jawa Barat mencapai 4.545.874 yang tentunya membuat penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM tinggi.

“Sektor UMKM berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB). Diupayakan jangan sampai banyak UMKM mengalami kebangkrutan karena dapat berdampak besar pada pengangguran. Dengan kebangkitan UMKM diharapkan dapat menggerakkan ekonomi daerah,” ucapnya.

Gubernur mengatakan, untuk pengembangan UMKM tahun 2021 dialokasikan Rp163,6 miliar, termasuk untuk 500 wirausaha baru, pengembangan 492 koperasi serta UMKM naik kelas berbasis digital 3.500 orang, dimana UMKM juga didorong masuk dalam ekosistem digital.

“Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) membeli 10 juta masker produk UMKM untuk membantu para pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis akibat Covid-19,” imbuhnya.

Gubernur menambahkan, optimalisasi penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi pada Juli-September 2020 akan sangat menentukan supaya Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi.

“Saya optmistis penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi di Jabar akan berjalan optimal. Syaratnya adalah soliditas masyarakat menguat,” tegasnya.

Gubernur juga mengatakan, dengan ikhtiar dan kerja keras bersama-sama serta bersatu padu semua elemen bangsa, kita optimistik dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pasti ada secercah cahaya di masa suram karenan di balik kesulitan pasti ada jalan keluar.

“Jika ada masa terbenam akan ada masa terbit matahari. InsyaAllah, sebagai salah satu provinsi terbaik dengan skala ekonomi yang besar dan karakteristik warga yang kreatif dan resiliensi tinggi, Jabar dapat menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional,” imbuhnya. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.