KILASBANDUNGNEWS.COM – Anthony Sinisuka Ginting menjadi harapan terakhir tunggal putra Indonesia dalam menyabet gelar juara pada ajang Super 500 Daihatsu Indonesia Masters 2022.

Pebulu tangkis 25 tahun itu menjadi satu-satunya tunggal putra Indonesia yang masih bertahan hingga perempat final.

Secara keseluruhan, tuan rumah memiliki lima wakil tunggal putra dalam Indonesia Masters 2022. Kecuali Ginting, satu per satu telah berguguran.

Shesar Hiren Rhustavito angkat koper pada babak pertama usai dikalahkan 14-21, 7-21 oleh wakil Denmark Viktor Axelsen.

Pun demikian dengan Jonatan Christie yang tersingkir pada laga pertama setelah takluk 21-10, 14-21, 11-21 kepada pebulu tangkis China Zhao Junpeng.

Nasib serupa dialami Tommy Sugiato yang kalah 21-17, 9-21, 17-21 pada babak pertama dari pemain Hong Kong Lee Cheuk Yiu.

Chico Aura Dwi Wardoyo menyusul kalah pada babak kedua dengan skor telak 11-21, 14-21 melawan Loh Kean Yew dari Singapura.

Otomatis kini hanya Ginting yang tersisa. Besar harapan pebulu tangkis berpostur 171 cm itu bisa menjaga asa tunggal putra dalam menjuarai turnamen ini.

Dia akan melanjutkan perjuangan di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat 10 Juni ini dengan menghadapi wakil Malaysia Lee Zii Jia.

Data dan fakta

Dari rekor pertemuan, Ginting di atas kertas lebih unggul setelah mengantongi empat kemenangan dari total lima pertemuan, termasuk kemenangan dalam pertemuan terakhir dalam perempat final Thomas Cup 2022 ketika Ginting menang 21-15, 21-17.

Sementara kekalahan satu-satunya yang dialami pebulu tangkis kelahiran 20 Oktober 1996 itu dari Lee Zii Jia terjadi pada perempat final Piala Sudirman 2021 dengan skor 11-21, 16-21.

Meski unggul dari rekor pertemuan, Ginting patut mewaspadai Lee Zii Jia yang tengah dalam performa apik sepanjang musim ini.

Dari total 25 laga yang dilakoni pada 2022, pebulu tangkis Negeri Jiran itu mengantongi 23 kemenangan.

Lee Zii Jia hadir di Indonesia Maters berbekal dua gelar juara yang diraih secara beruntun.

Dia menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2022 di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, 26 April-1 Mei, setelah dalam final mengalahkan Jonatan Christie dua gim langsung 21-17, 23-21.

Dominasi atlet berpostur 186 cm itu berlanjut dalam ajang Super 500 Thailand Open 2022 di Impact Arena, Bangkok (17-22 Mei). Dia menjadi juara usai mengalahkan 17-21, 21-11, 23-21 wakil China Li Shi Feng.

Sedangkan Ginting belum meraih satu gelar pun sepanjang musim ini. Dari 19 pertandingan musim ini, pebulu tangkis asal Cimahi, Jawa Barat itu menelan sembilan kekalahan.

Pencapaian terbaik Ginting pada 2022 adalah satu kali menjejak semifinal, tepatnya Super 300 Swiss Open 2022 (23-27 Maret) sebelum disingkirkan wakil India Prannoy H. S. dengan skor 19-21, 21-19, 18-21.

Adapun sebelum tampil dalam Indonesia Masters 2022, Ginting tampil pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia dengan mencapai perempat final sebelum kalah dari Weng Hong Yang asal China dengan skor 13-21, 21-16, 11-21.

Dari peringkat dunia, Lee Zii Jia yang berada pada urutan kelima juga lebih baik dari Ginting yang berada satu tingkat di bawahnya.

Fakta lain menyebutkan statistik Lee Zii Jia sepanjang Indonesia Masters 2022 lebih baik daripada Ginting. Dia belum kehilangan satu gim pun dalam dua laga terakhirnya.

Pada babak pertama, Lee Zii Jia mengalahkan wakil Thailand Kantaphon Wangcharoen dengan skor 21-16, 21-12. Kemudian pada babak kedua, kemarin, dia dengan mudah menyingkirkan tunggal putra Belanda, Mark Caljouw, dengan 21-17, 21-14.

Sedangkan Ginting pada babak pertama harus berjuang keras melawan wakil Negeri Gajah Putih Kunlavut Vitidsarn sebelum menang tiga gim 16-21, 21-16, 21-18.

Kemudian pada babak kedua dia tampil lebih baik dengan mengalahkan tunggal putra Thailand, Sittikorn Thammasin, dengan skor 21-13, 21-14.

Ginting mengaku telah beradaptasi dengan baik dengan kondisi arena yang ramai sehingga dapat mengeksekusi strategi dengan lebih matang jika dibandingkan sehari sebelumnya.

“Sudah mulai menemukan permainan yang enak di Istora, strategi bisa berjalan dengan baik dan semoga bisa lebih konsisten karena tadi masih sempat kecolongan satu sampai tiga poin,” kata Ginting soal pertandingan babak kedua, kemarin.

Ginting dan Istora

Ginting memiliki kenangan manis di Istora. Khusus untuk Indonesia Masters, dia tercatat dua kali menjadi juara, masing-masing pada edisi 2018 dan 2020.

Pada 2018, Ginting membuat Istora bergemuruh setelah memastikan titel usai mengalahkan pebulu tangkis Jepang Kazumasa Sakai dengan 21-13, 21-12.

Kemudian pada 2020, dia kembali mengangkat trofi di arena berkapasitas 7.166 ini setelah menyingkirkan wakil Denmark Anders Antonsen dengan 17-21, 21-15, 21-9 dalam final.

Dua gelar tersebut menjadi bekal bagi Ginting di Istora yang kerap disebut memiliki daya magis dengan atmosfer penonton tuan rumah.

Pada Indonesia Masters edisi 2021 bergulir di Bali dengan sistem gelembung Ginting tersingkir pada babak pertama usai kalah dari Kunlavut Vitidsarn dengan 21-19, 14-21, 13-21.

Sedangkan Lee Zii Jia ketika di Bali juga harus pulang pada babak pertama usai mundur karena cedera saat menghadapi wakil Denmark Ramsus Gemke dalam kedudukan 9-11.

Sepanjang penampilannya di Indonesia Masters yang bergulir di Istora, pencapaian terbaik Lee Zii Jia menjejak perempat final terjadi pada edisi 2019 sebelum menyerah 13-21, 13-21 kepada wakil Denmark Anders Antonsen.

Adapun pada Indonesia Masters 2020, dia tersingkir pada babak pertama setelah kalah 21-17, 21-23, 12-21 dari atlet China Huang Yuxiang.

Berdasarkan data-data di atas, Ginting kemungkinan melanjutkan dominasi kemenangan atas Lee Zii Jia sehingga asa tuan rumah dalam memperoleh gelar juara dari sektor tunggal putra menjadi terjaga.

Indonesia Masters 2022 ini sekaligus menjadi pembuktian Ginting di tengah kritik berbagai pihak mengenai inkonsistensi tunggal putra. (Sumber : Antaranews.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.