Gerhana Matahari, Observatorium Bosscha Bandung Hadirkan Hal Baru Agar Masyarakat Bisa Ikut Memantau

KILASBANDUNGNEWS.COM – Observatorium Bosscha akan menggelar pengamatan gerhana matahari sebagian secara terbuka untuk umum di Lapangan Sinapeul, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 26 Desember 2019.

Ada empat teleskop yang disediakan beserta sejumlah alat bantu lainnya seperti proyeksi lubang jarum dan kacamata matahari yang bisa digunakan masyarakat secara bergantian.

“Persiapan pengamatan akan dilakukan mulai sekitar pukul 10 pagi. Kami akan memandu masyarakat yang ingin mengamati gerhana selama cuaca mendukung,” kata Agus Triyono, salah seorang peneliti di Observatorium Bosscha, Rabu 25 Desember 2019.

Gerhana matahari sebagian akan berlangsung mulai pukul 10.46 dan mencapai puncaknya pukul 12.38. Sementara itu, akhir gerhana terjadi pukul 14.24.

Menurut Agus, fenomena gerhana kali ini di Indonesia cukup unik karena berbentuk cincin jika cuaca cerah.

Cincin tersebut hanya bisa disaksikan di daerah tertentu di antaranya di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

“Kalau di Bandung sayangnya cincin itu tidak bisa dilihat. Hanya bisa dilihat di Tanjungpinang, misalnya. Di sana, kami juga sudah mengirim peneliti untuk melakukan pengamatan gerhana,” ujarnya.

Dia mengatakan, pengamatan gerhana matahari tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang karena sangat berbahaya.

Perlu menggunakan alat bantu, seperti teleskop dan kacamata matahari untuk menyaksikan fenomena alam tersebut.

“Memakai kacamata hitam pun belum cukup aman. Perlu alat bantu khusus untuk mengamati gerhana. Di lapangan nanti, kami sediakan alat bantu tersebut,” ujarnya.

Menurut Agus, ini kali pertama dilakukan pengamatan gerhana di luar Observatorium Bosscha.

Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di libur Natal tahun ini.

Lokasi pengamatan di Lapangan Sinapeul yang tak jauh dari Observatorium Bosscha masih bisa menampung ribuan pengunjung.

“Prediksi kami, ada 1.000-3.500 pengunjung seperti pada pengamatan-pengamatan gerhana sebelumnya di Observatorium Bosscha. Nanti juga ada petugas yang mengatur pengunjung di lapangan, termasuk mengatur parkir kendaraan,” katanya.

Dia menambahkan, gerhana matahari merupakan fenomena alam di mana matahari bulan dan bumi berada dalam posisi sejajar. Setiap tahun, fenomena ini terjadi 2-5 kali, tetapi hanya bisa disaksikan dari tempat-tempat ataupun negara-negara tertentu.

“Kalau di Indonesia, gerhana matahari berikutnya yang bisa disaksikan akan terjadi pada tahun 2023, dan itu gerhana matahari total. Namun, hanya bisa disaksikan di sebagian daerah tertentu, seperti Papua dan negara tetangga Timor Leste,” ucapnya.***