KILASBANDUNGNEWS.COM – Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al-Jabbar sebagai bentuk pengetahuan bagi masyarakat Jawa Barat khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, tentang sejarah peradaban Islam dari mulai pra Nabi sampai dengan masuknya Islam ke Jawa Barat dari berbagai pintu yang ada di Indonesia.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Bapak Drs. Benny Bachtiar, pada acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) Vol. 115, di Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al Jabbar, Senin (27/3/2023).
“Diharapkan dengan adanta galeri ini pengetahuan kita tentang keIslaman di Indonesia pada umumnya khususunya di Jawa Barat akan semakin terbuka,” ucap Benny.
Menurut Benny, jam operasional untuk Galeri Rasulullah SAW Masjid Raya Al Jabbar mulai pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB, Senin dan Selasa tutup untuk perawatan. Dan setiap pengunjung yang akan masuk harus mendaftarkan terlebih dahulu melalui aplikasi Sapawarga.
“Selain untuk mendaftar, dalam aplikasi Sapawarga, masyarakat bisa menentukan sesi yang akan dipilih untuk masuk ke di Galeri Rasulullah SAW,” ucapnya.
Sementara untuk harga tiket masuk ke Galeri Rasulullah SAW, Benny mengaku hingga saat ini belum diputuskan besarannya sehingga bagi masyarakat yang akan ke galeri masih belum dipungut biaya atau gratis.
“Masih gratis, sampai dengan, bisa 1 atau 2 bulan kedepan sambil berproses. Sambil mencari berapa nilai yang layak untuk ditetapkan supaya masyarakat pun tertarik untuk hadir dan tidak terlalu membebani masyarakat,” kata Benny.
“Yang penting tiket masuk ini tidak memberatkan masyarakat yang ingin masuk ke galeri. Mudah-mudahan dengan harga tiket yang akan dipersiapkan ini memberi kemanfaatan juga dan menarik bagi masyarakat umum untuk bisa hadir ke galeri ini. Karena galeri ini menurut saya sangat baik sekali untuk edukasi bagi anak-anak muda, karena secara visual maupun secara audio sangat menarik,” imbuhnya.
Benny menambahkan, untuk tahun ini Pemprov Jabar telah menyiapkan anggaran hingga Rp2,13 miliar yang dipergunakan untuk pemeliharaan, operasional, untuk para pengelola Galeri Rasulullah SAW.
“Untuk tahun ini kita anggarkan Rp2,13 miliar untuk pemeliharaan, pengelolaan. Apabila ini tidak dikelola secara profesional dikhawatirkan jadi beban APBD,” ujarnya.
“Kenapa harus tiket, karena biaya pemeliharaan ini cukup tinggi. Karena kalau kita menggunakan APBD ini sangat tidak mungkin, makanya untuk tahap awal ini Pa Gubernur menyerahkan kepada kami, sambil memproses mencari pihak ketiga yang berkompeten didalam pemeliharaan atau pengelolaan dari galeri ini,” tambah Benny.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar Ika Mardiah mengatakan, bagi masyarakat yang akan ke Galeri Rasulullah SAW, harus membeli tiket terlebih dahulu secara digital melalui aplikasi Sapawarga.
“Kami mendapatkan tugas dari Pa Gubernur, karena galerinya sudah serba digital tentunya tikernya juga harus digital. Di Sapawarga ini sudah tersedia memo untuk pemesanan tiket. Di aplikasi ini masyarakat bisa dipilih harinya, sesinya kemudian juga ada maksimal pemesanan satu orang itu sampai 5 tiket,” jelas Ika.
“Setekah llik pesan dan akan keluar barcode ke pemesan, Nanti yang akan diperlihatkan kepada petugas galeri dan petugas akan scane barcode tersebut yang membuktikan si pengunjung telah mendaftar. Galeri Museum Rasulullah di Masjid Al-Jabbar baru dapat digunakan pada Android untuk sementara IOS belum dapat digunakan,” tuturnya.
CEO PT. Sembilan Matahari, Adi Panuntun menjelaskan bahwa Galeri Museum Rasulullah di Masjid Al-Jabbar membawa pengalaman yang luar biasa dengan latar belakang peradaban Islam dunia dan perjalanan Rasulullah SAW.
“Ini sebuah pengelaman berkunjung ke gareli yang tidak akan biasa-biasa lagi. Apalagi ketika galeri yang tidak biasa ini menghadirkan konten yang juga, mungkin baru saat ini dibuka ke publik ada sebuah galeri yang mengangkat tentang Islam. Baik itu sejarah Nabi maupun bagaimana pengaruh sejarah Nabi sejak kelahirannya sampai ke Jabar,” tuturnya.
Menurut Adi, kelibatan teknologi dan kreatifitas akan menghadirkan satu “engagement” yang tinggi, yang akan membuat pengunjung itu akan sangat dekat terlibat dan terikat kedalamnya sehingga interakhir lebih dalam.
“Pengemasan kreatifitas dan teknologi dalam menyampaikan informasi akan lebih dipahami dan menyenangkan. Bahwa mempelajari sejarah Nabi itu seperti kita kembali ke mesin waktu dulu saat Rasulullah dilahirkan. Ini untuk lebih bisa mengajak masyarakat khususunya generasi muda,” jelasnya.
“Di Galeri Rasulullah SAW di Masjid Al-Jabbar ini semua aspek indera manusia digunakan tidak hanya mata namun juga telinga hingga jari-jemari, sehingga Galeri Museum Rasulullah di Masjid Al-Jabbar sangat cocok untuk generasi millennial dan generasi Z,” imbuhnya. (Parno)