FFWB 2018 Angkat Potensi Wilayah Kota Bandung

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari (kanan), berbincang dengan pemeran film di sela Festival Film Berbasis Wilayah 2018 di Bandung, Selasa (23/10/2018). (Foto: TribunJabar)

Bandung – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung melalui Bidang Ekonomi Kreatif menggelar Festival Film Berbasis Wilayah (FFBW) 2018.

Empat komunitas film di Bandung yang didukung secara penuh telah selesai memproduksi film mereka yang memiliki cerita beragam.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, mengatakan bahwa penyelenggaraan FFBW 2018 merupakan bagian dari komitmen awal 2018 bahwa Pemkot Bandung akan fokus mengembangkan empat dari 16 subsektor kreatif yaitu fesyen, film, kuliner, dan musik.

“Sekarang kami sedang mendorong subsektor untuk film‎ agar muncul,” kata Kenny seperti dilansir laman TribunJabar, Selasa (23/10/2018).

Menurut Kenny, ‎bidang ekonomi kreatif ini baru bergabung dua tahun. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong agar bidang ekonomi kreatif bisa lebih menyasar ke akar rumput masyarakat di kewilayahan.

Hal ini, menurutnya sangatpenting dalam rangka pembinaan potensi subsektor ekonomi di setiap wilayah Kota Bandung, khususnya untuk bidang film.

Kenny berharap FFBW 2018 akan merangsang komunitas-komunitas lain di setiap kecamatan untuk mampu unjuk kreasi.

Saat ini kata dia, baru terdapat empat wilayah dan delapan kecamatan saja yang mampu menunjukkan potensi.

“Mudah-mudahan tahun depan akan tambah banyak lagi kecamatan yang berpartisipasi. Saya sudah pasti memohon dukungan seluruh unsur kewilayahan mulai camat hingga RT untuk turut mendorong dan mendukung agar potensi ekonomi kreatif di setiap wilayah Kota Bandung mampu muncul,” katanya.

Potensi subsektor ekonomi film, kata Kenny, sangat terbuka lebar memberikan akses bagi kemajuan wilayah.

Sebab, kata dia, setiap film yang diproduksi berasal dari, oleh dan untuk warga itu sendiri.

Hal ini bisa memicu pertumbuhan ekonomi kreatif yang bisa membuka potensi bidang-bidang kreatif lainnya.

Sementara pemerintah, menurut dia, akan mendukung melalui dana simulasi seperti melalui penyelenggaraan FFBW 2018.

“Ini tentu harus rutin diselenggarakan. Tahun depan subsektor ini akan kami tambah tidak hanya empat‎ subsektor ekonomi kreatif saja. Pemerintah ingin agar warga juga turut mempromosikan potensi wilayah masing-masing. Lalu kami ingin merangsang anak muda agar terus berkarya dan berkreasi dan berikutnya kami ingin memberdyakan masyarakat,” katanya.

Dalam FFBW 2018 yang digelar saat itu, terdapat empat komunitas film yang unjuk kebolehan.

Mereka adalah Sekewood Film, mewakili Bandung Utara yang meliputi kecamatan Sukajadi dan kecamatan Coblong. Komunitas ini memproduksi film berjudul “Biur Ngapung”.

Kemudian, The Panas Dalam Movie, mewakili Bandung Tengah yang meliputi kecamatan Bandung Wetan. Komunitas ini memproduksi film berjudul “Lagu Lama”.

Berikutnya adalah Kampung Film, The Black Team, mewakili Bandung Timur yang meliputi kecamatan Arcamanik. Komunitas ini memproduksi film berjudul “Aku Ingin Menari Jaipong”.

Sedangkan film keempat berjudul “Kontrak(an)” produksi Ancipa Picture, mewakili Bandung Selatan yang meliputi kecamatan Lengkong dan kecamatan Regol.***