Evi: Tim Kehumasan Harus Kepo

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Evi S. Shaleha. (Foto: Humas Pemkot Bandung)

Bandung – Tim kehumasan perangkat daerah di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus lebih kepo terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat. Tidak hanya yang berhubungan langsung dengan perangkat daerah masing-masing tetapi juga situasi secara umum.

“Kepo harus dalam hal positif. Misalkan soal peraturan baru,” ungkap Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Evi S. Shaleha saat memberi arahan dalam workshop Tim Kehumasan yang berlangsung di Hotel Puteri Gunung, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (1/11/2018).

Lebih lanjut ia menjelaskan, tim kehumasan memiliki peran strategis dalam menyampaikan berita positif. Pasalnya, kecenderungan media massa memberitakan hal yang negatif.

“Padahal banyak hal positif yang ada di perangkat daerah. Peran tim kehumasan harus diasah kepekaannya, bagaimana menangkap isu berkembang dikaitkan dengan apa yang ada di perangkat daerah,” tuturnya.

Berbagai isu yang berkembang itu, sambungnya, bisa menjadi bahan introspeksi sekaligus evaluasi diri. Tim kehumasan harus memastiken kebenaran isu yang tengah berkembang.

“Kalau benar harus disampaikan kepada pimpinan untuk diambil langkah antisipasi. Kalau ternyata hanya isu, tugas kita bagaimana mengemasnya agar isu tersebut terklarifikasi,” kata Plh Sekda.

Evi sangat berharap, tim kehumasan bisa lebih berperan. Apalagi dinamika yang terjadi sulit ditebak. Misalkan 2019 akan ada Pilpres, ada bencana Lombok dan tragedi pesawat jatuh beberapa waktu lalu.

“Bapak dan Ibu sekalian dibekali semata-mata untuk diberikan motivasi agar semangat berprestasi, semangat memberikan yang terbaik, semangat menjadi corong pemerintah kota untuk menebar virus positif,” bebernya.

Dalam workshop kali ini, hadir sebagai narasumber Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bandung, Yayan A. Brillyana, Dosen Universitas Islam Bandung, Ani Yuningsih, Chief Marketing Officer Berita Baik Arya Ardhita, dan wartawan Pikiran Rakyat Tri Joko Heriadi.

“Semoga semua materi dari narasumber bisa diinternalisasi sehingga bisa dilakukan upaya lebih baik. Apa yang dilakukan pasti ada catatannya apakah baik atau buruk,” harapnya.***