Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana memantau ujicoba rekayasa arus lalu lintas, beberapa waktu lalu. (Foto: Humas Pemkot Bandung)

Bandung – Dinas Perhubungan Kota Bandung masih akan menguji rekayasa arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang sudah diterapkan sejak awal Oktober lalu. Tidak terkecuali dengan rekayasa di kawasan Gasibu tepatnya di jalan Sentot Alibasya.

Seperti diketahui, belokan putar balik (u-turn) di jalan Sentot Alibasya ditutup. Akibat penutupan tersebut, kendaraan yang hendak mengarah ke kawasan sekitar lokasi penutupan bisa memutar ke Jalan Majapahit. Untuk bus bisa mengambil Jalan Juanda (Dago) di Cikapayang kemudian turun ke jalan Surapati dan kemudian belok ke Jalan Sentot Alibasya untuk kemudian ke Jalan Diponegoro.

“Penutupan u-turn tersebut untuk mengurangi titik perlambatan arus lalu lintas. Apalagi kalau di akhir pekan biasanya akan terjadi kepadatan,” ujar Kepala Dishub Kota Bandung, Didi Ruswandi melalui Kepala Seksi Manajemen Transportasi, Sultoni saat ditemui Kamis, (13/12/2018).

Ia menjelaskan, titik perlambatan terjadi karena banyaknya arus kendaraan yang memotong terutama dari Jalan Cisangkuy. Selain itu, hambatan juga terjadi di Jalan Sentot Alibasya menuju Jalan Diponegoro. Terjadi perlambatan jika kendaraan belok ke kanan.

Selain ruas jalan tersebut, rekayasa arus lalu lintas juga diberlakukan di ruas Jalan Dr. Rum-Dr. Susilo, ruas Jalan Natuna-Sunda, ruas Jalan Supadio-Lanud Husein Sastranagara, dan ruas Jalan Setiabudi. Koordinasi dalam bentuk rapat bersama pun dilakukan dengan kepolisian, Badan Pengelola Transportasi Jalan (BPTJ), dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

“Sebelum merekayasa, Dishub bersama dengan kepolisian menyurvei dan mengaji. Tujuannya, demi kepentingan masyarakat agar tidak terjadi penumpukan di lajur tersebut. Bukan hanya untuk kepentingan satu pihak semata,” tuturnya.

Pernyataan tersebut merujuk kepada reaksi yang muncul dari Badan Geologi yang melayangkan surat terbuka agar kembali membuka u-turn tersebut. Menurutnya, reaksi tersebut wajar karena ketika merekayasa di satu titik akan berdampak ke titik lain.

“Pada dasarnya kami masih mengaji. Seperti apa pemecahan masalah yang paling efektif dan efisien. Tapi intinya kami melakukan hal tersebut demi kepentingan umum. Karena seringkali terjadi kepadatan di kawasan tersebut dan dikeluhkan masyarakat,” sambungnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Dishub Kota Bandung akan kembali melakukan rapat bersama unsur terkait untuk membahas sejumlah titik lagi yang potensial untuk diterapkan rekayasa lalu lintas. Salah satunya untuk menutup u-turn di kawasan Jalan Juanda.

“Kami sudah sangat intens rapat pembahasan ini. Karena sebetulnya ada standarnya pada jalan tertentu tentang pemberlakuan u-turn,” sebutnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.