KILASBANDUNGNEWS.COM – Kendati beberapa anggota DPRD Kota Bandung yang baru dilantik merupakan anak muda, namun sejumlah program dan janji-janji kampanye-nya siap segera dieksekusi.
Salah satu calon Radea Respati Paramudhita mengaku sesuai keahliannya dibidang hukum ia akan memperbaiki atau menyempurnakan perda-perda yang ada saat ini.
“Tentu sesuai keahlian kita pakar hukum, perda yang dibuat masih harus disempurnakan sehingga ajang kesempatan saya. Kalau dulu diluar hanya review kritik saran sekarang didalam harus berperan aktif membuatnya,” ucap Radea usai dikantik di DPRD Kota Bandung, Senin (5/8/2024).
Karenanya kata Radea memilih komisi pun kalau dari segi keahlian maka ia memilih Komisi A, pasalnya basic sebagai advokat, ahli hukum, dosen ilmu hukum dan dokter ilmu hukum cukup mumpuni dalam bidang pemerintah ilmu hukum.
“Karena terkait pemerintahan, perundang-undangan hak azasi manusia, hubungan internasional itu passion saya disitu,” ujarnya.
Radea pun mengungkapkan rasa bahagia saat dilantik menjadi anggota DPRD.
“Berbangga hati dan terharu, dengan pelantikan ini awal bertugas untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Janji-janji yang disampaikan harus dikawal, terutama aspek penting kebutuhan pokok masyarakat yakni kesehatan, pendidikan, perumahan, sanitasi, infrastruktur ini akan diperjuangkan untuk Bandung maju,” harapnya.
“Kami sebagai anggota dewan bertugas mengawasi pemerintahan agar bekerja baik dan benar, lalu budgeting seperti apa yang telah dilakukan. Dan soal aturan perda yang akan atau telah dibuat,” ujarnya.
Hal sama disampaikan putra sulung anggota DPRD yang juga terpilih Edwin Senjaya yakni Muhammad Reza Panglima Ulung.
Kata Ulung sapaan akrabnya, hingga ke tahap pelantikan ini sesuai keinginannya mengikuti jejak ayah berpolitik.
“Tercapai cita-cita, saya harap saya bisa menjalankan fungsi dewan yakni legalisasi dengan baik, budgeting dan kontroling. Mudah-mudahan kedepan bisa menjalankan arahan ketua partai yang ayah saya sendiri dengan baik,” ujarnya.
Saat ini Ulung mengaku akan melakukan penyesuaian terlebih dahulu dan mengenal semua anggota DPRD Kota Bandung.
“Harapan saya juga, bisa menjadi dewan yang amanah. Selama kampanye banyak yang mengelu soal pendidikan, kesehatan, dan olah raga,” ucapnya.
“Jangan sampai ada anak tidak sekolah, tidak bisa masuk ke rumah sakit. Rata-rata mereka mengeluh masih banyak masalah zonasi dan masih ada warga yang memprihatinkan kondisinya,” ujarnya.
Secara pribadi Ulung ingin lebih banyak berkiprah dibidang olahraga, pasalnya terdapat data sekitar 20 persen anak muda di Indonesia males bergerak.
“Waduh kan bahaya, kedepan seumuran saya bisa banyak yang kena diabet, jantung, padahal sebagi tongkat bangsa kita ini garda terdepan. Makanya sarana dan prasarana olahraga yang kurang harus diperbaiki. Saya punya program “ngesang bareng” ini merupakan wadah sarana olahraga anak muda cabor apa saja. Hanya saya fokus di seni beladiri,” harapnya.
Begitupun diungkapkan putra sekertaris DPD Partai Golkar M.Q Iswara yakni Bagja Jaya Wibawa. Bahwa dilantik menjadi anggota dewan ada beban moral harus dilakukan.
“Tentu beban berat di pundak kami tapi ini tugas kami sesuai fungsi pengawasan,” ucapnya.
Terkait stigma anak muda disepelekan, kata Bagja tahun 2024 ini sudah tidak ada.
“Terbukti di fraksi Golkar ada 4 anak muda dan 3 diantaranya dibawah usia 30 tahun. Ini bukti nyata masyarakat percaya kepada anak muda,” paparnya.
Bagja pun menegaskan tugasnya akan lebih jelas saat nanti mengerucut di komisi. Kendati demikian tidak lepas dari rel atau PP no 2 tahun 2018 baik itu tentang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lainnya.
“Kita siap ditempatkan di komisi mana pun, hukum di komisi A bisa, di D pun saya aktif di KNPI dan keolahragaan, atau B ekonomi juga bisa. Secara pribadi saya senang pendidikan dan kesehatan. Dan menurut saya kita tidak akn berdebat dengan senior, karena seniornya merangkul,” ucapnya.
Sementara menurut Iqbal Mohamad Usmana, putra mantan anggota dewan 2019-2024 Wawan Mohamad Usman menyampaikan bahwa penerimaan anggota DPRD dari Generasi Z atau gen z sangat baik.
“Untuk sekarang cukup baik gen z itu ada 4 di Golkar. Tantangan kedepan kita dapat goals dari ketua bahwa dalam dua bulan sudah memahami tata kelola kota dengan baik,” ujar Iqbal.
Saat ini ia hanya mendengar kebijakan berdasarkan fungsi legislasi dan pengawasan anggaran.
“Didalam UU jelas setiap anggota bertanggung jawab di dapil masing-masing, saya sendiri masih melihat banyak fasilitas sekolah khususnya SD SMP belum memadai dan saya berharap didapil saya Cibiru kedepan menjadi eko wisata baru, bagi kaum gen z sendiri gebrakan kita yang muda ini saya berharap dari sisi kebijakan anggaran harus akuntabel, transparan dan dapat dipercaya,” tutupnya. (EVY)