KILASBANDUNGNEWS.COM – Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swadaya untuk mencegah maupun menekan kasus HIV/ AIDS seperti yang telah dilakukan di Provinsi Jawa Barat.
Menurut Teddy Hidayat, yang merupakan Dokter Spesialis Kejiwaan RS Melinda 2, di Jawa Barat upaya melakukan pencegahan penularan HIV melalui perubahan perilaku sudah mulai dirintis, misalnya dengan melakukan diteksi dini perilaku berisiko pada siswa-siswa SMU di Kota Bandung dan penyusunan modul intervensi untuk remaja berisiko tinggi.
“Program ini direncanakan akan terus dikembangkan sebagai program unggulan Jawa Barat,” kata Teddy, dalam acara The Indonesian AIDS Conference 2019, di Hotel el Royal, Minggu (01/12).
Menurut Teddy, untuk mengetahui apakah remaja termasuk low risk atau high risk behavior, dapat melalui diteksi dini dengan menggunakan kuesioner kekuatan dan kesulitan pada remaja, BIS-11, MMPI-A dan EEG (masih dalam penelitian).
“Bila telah terditeksi berisiko tinggi remaja tersebut harus segera diintervensi agar dapat terhindar infeksi HIV,” ucapnya.
Teddy menyatakan, intervensi pada remaja berisiko dilakukan dengan melatih keterampilan hidup atau life skill education training, psychotherapyi, cognitive behavior therapy atau motivational
“Interviewing, suatu catatan penting dalam mencegah penularan HIV : “Bila hari ini kita tidak menginvestasi pola asuh dan didik dengan bijak pada anak-anak kita, maka kita akan membayar kerugian dengan remaja drop out, adiksi, intolerandan HIV/AIDS”, jelasnya. (Parno)