KILASBANDUNGNEWS.COM – Sebagai upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian untuk mendukung ketersediaan pasokan dan stabilitas harga komoditas pangan stretagis, Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat melaksanakan program pengembangan klaster pangan. Saat ini, tercatat 60 klaster pangan mitra BI di wilayah Jawa Barat, termasuk di wilayah Priangan Timur dan Cirebon-Indramayu-Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Salah satu metode yang diperkenalkan dalam dalam pengembangan pertanian klaster mitra nya adalah integrated ecofarming berbasis microbakter alfaafa (MA-11). Metode ini dipilih dengan pertimbangan untuk melakukan sistem budidaya pertanian yang ramah lingkungan (zero waste), meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan (sustainable farming) dan menghasilkan produk pangan sehat.
Ketika petani memupuk cabai atau tanaman lain dengan Super Bokashi MA-11, selain memberikan hasil yang berlipat baik terhadap kualitas dan kuantitas panen maka juga sekaligus memperbaiki / menyehatkan (recovery) lingkungan sebagai usaha konservasi tanah dan air. Sekaligus limbah pertaniannya misalnya seperti jagung sebagai border kebun cabe limbah jagung dll akan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bergizi tinggi atau Super Feed MA-11.
Dalam pengimplementasiannya, Bank Indonesia memberikan pendampingan , mulai dari pemberian teori, praktek olah lahan sawah, diskusi, serta dilengkapi dengan berbagai peraga dan sample produk serta monitoring secara berkala pada setiap fase pertumbuhan padi, mulai dari fase vegetatif, generative, hingga memasuki fase panen sehingga mampu menekan biaya produksi hingga 40%-70%.
Program ini menghasilkan multiplier effect, menciptakan konservasi tanah dan air sehingga terbentuk pertanian yang berkelanjutan, serta memitigasi perubahan iklim global seperti kekeringan, badai, banjir, dan lain sebagainya yang dapat mengancam keberlangsungan lahan pertanian.
Salah satu klaster pangan mitra BI Jawa Barat yang menerapkan metode ecofarming berbasis MA-11, khususnya BI Cirebon, adalah Kelompok Sri Makmur III dan Kelompok Cinta Tani yang berada di Kabupaten Indramayu. Kedua klaster ini telah menerapkan metodaecofarming berbasis MA-11 pada lahan masing-masing seluas 1 Ha.
Setelah 120 hari sejak penanaman, pada Senin (20/09/2021), kedua klaster ini telah berhasil memasuki masa panen. Proses panen dilakukan dalam kegiatan “Panen Bersama” padi varietas Bawor, Batuta, Ciherang, dan MSP 01 Modif dengan metode ecofarming berbasis MA-11.
Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto, menegaskan implementasi integrated ecofarming berbasis microbakter alfaafa (MA-11) pada klaster pangan mitra BI merupakan suatu upaya mewujudkan aktivitas pertanian yang mendukung penyelematan lingkungan dan peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan (sustainable farming), sebagai substitusi atas pola pertanian berbasis kimia yang cenderung berbiaya tinggi dan dalam jangka panjang menurunkan kualitas tanah.
“Secara pasar, BI meyakini bahwa produk padi organik sebagaimana yang dihasilkan oleh 2 klaster mitranya hari ini memiliki potensi yang cukup besar. Permintaan domestik maupun global akan produk organik semakin meningkat sejalan dengan peningkatan tren gaya hidup sehat dan “back to nature” di tengah masyarakat,” ucapnya.
“Tren ini semakin terakselerasi akibat pandemi Covid-19 yang membuat orang semakin peduli tentang asupan makanan yang dikonsumsi. Kondisi ini diharapkan dapat menjadi momentum dan peluang bagi seluruh pelaku pertanian, khususnya klaster mitra Bank Indonesia untuk dapat terus meningkatkan produktivitasnya,” tambahnya.
Sebagai dukungan berkelanjutan, dalam kegiatan “Panen Bersama” ini, Bank Indonesia kembali menyampaikan bantuan yang diharapkan dapat mendukung program peningkatan produktivitas pertanian berupa sarana produksi dan alat mesin pertanian kepada Kelompok Sri Makmur III dan sarana pendukung sekretariat koperasi, bangunan kios, serta kendang ternak kepada Gapoktan Koperasi Tani Mulus. (Parno)