KILASBANDUNGNEWS.COM – Alunjiva Indonesia bersama PT Pegadaian bekerjasama dalam program “Pemberdayaan Disabilitas untuk Indonesia Inklusif”.
Deputi Operasional PT Pegadaian Tutyk Indrawati mengatakan, program ini ditujukan untuk memberdayakan sebanyak 30 penyandang disabilitas yang merupakan pengusaha UMKM di wilayah Bandung dan sekitarnya.
“Program ini merupakan program lanjutan dari kota sebelumnya yaitu Surabaya dan sekitarnya. Setelah melalui beberapa tahapan, terpilihlah 30 peserta yang memiliki usaha dari berbagai ragam jenis seperti Jasa, Retail, Makanan dan Minuman, Handcraft, dan Fashion,” ucap Tutyk, Selasa (28/11/2023).
Tutyk berharap, melalui program ini dapat bekerjasama untuk lebih lama dan lebih baik lagi serta dapat memberikan manfaat khususnya bagi usaha penyandang disabilitas dalam hal peningkatan keahlian dan pendapatan.
“Kita telah melakukan pembinaan serta pendampingan UMKM khususnya untuk wirausaha penyandang disabilitas. Bukan hanya itu, kita juga memiliki produk-produk yang dapat membantu para wirausaha disabilitas maupun non-disabilitas untuk mengembangakan usahanya, seperti Produk Amanah dan Produk untuk Meningkatkan Branding dan Penjualan Meningkat,” tuturnya.
Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung Tris Avianty Ratna Jati mengatakan, program ini diharapkan dapat terus berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung melalui bantuan aksesibilitas fasilitas yang telah diberikan, seperti Pembuatan NIB, Pembuatan Sertifikasi Halal, dan Pembuatan HAKI.
“Ini guna membantu para pengusaha khususnya pengusaha penyandang disabilitas untuk dapat mengembangakan usahanya. Dinas Koperasi dan UKM juga telah berkomitmen untuk membantu para wirausaha di wilayah Bandung khususnya para wirausaha penyandang disabilitas melalui pendistribusian 40% dana yang wajib disalurkan untuk membeli produk UKM,” katanya.
Sementara itu, Founder Alunjiva Indonesia Nicky Claraentia berharap, melalui program pelatihan ini dapat menjadi peluang pembelajaran bagi Wirausaha Disabilitas dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha yang dimiliki serta menjadi role model bagi rekan lainnya yang mampu membuktikan bahwa disabilitas dapat berdaya apabila diberikan kesempatan.
“Terima kasih kepada Pegadaian yang terus berkomitmen dalam pembentukan mewujudkan aksi nyata giving back to the community melalui pemberdayaan ekonomi inklusif bagi kaum marginal khususnya Disabilitas,” ujarnya.
Peserta program pemberdayaan mendapatkan pendampingan online selama 3 bulan dengan tujuan agar peserta mampu mengembangkan serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari usaha yang dijalankan selama ini. Adapun peserta mendapatkan mentoring 1 on 1 setiap bulannya yang diakhiri dengan presentasi pada sesi pitching day di depan para juri untuk memaparkan hasil inovasi dan ilmu yang sudah di dapat yang sebelumnya.
30 peserta yang terpilih, mengikuti pelatihan selama 3 (tiga) hari dengan pembelajaran beberapa materi seperti, Pentingnya Kesehatan Mental, Bisnis Model, Legalitas Usaha untuk UMKM, Literasi keuangan, Branding dan Pemasaran, Strategi Digital, Memaksimalkan Media Sosial Usaha, Serta Desain dan foto produk untuk Media Sosial Usaha.
Materi ini diberikan guna meningkatkan pengetahuan dan juga mengembangkan usaha yang sedang dijalankan. Bukan hanya itu, melalui pembelajaran dan pendampingan ini diharapkan produk ataupun jasa usaha penyandang disabilitas dapat unggul, berdaya saing dan memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.
Selama pelatihan berlangsung, mulai dari offline, online, hingga pendampingan 1 on 1, para trainer dibantu oleh para fasilitator yang bertugas mengevaluasi serta memonitor berjalannya program serta keaktifan peserta yang mengikuti dari awal hingga akhir pelatihan.
Di dalam pelatihan ini, para peserta juga mendapatkan kesempatan secara langsung untuk berdiskusi dengan para ahlinya. Bukan hanya secara langsung saat pelatihan, namun peserta juga masih bisa melanjutkan diskusinya melalui grup yang telah dibentuk oleh fasilitator.
Dalam acara launching program ini, seluruh pihak berharap dapat bersinergi lebih dalam menciptakan ekosistem masyarakat disabilitas wirausaha yang inklusif dan unggul bagi seluruh kalangan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan akses kesempatan yang setara terhadap pengembangan usaha maupun pengembangan keahlian. (Parno)