Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan kesepakatan bersama dan penandatanganan kerja sama dengan tujuh kota/ kabupaten lain di Indonesia. Kerja sama ini dalam rangka replikasi aplikasi smart city, penerapan e-government serta pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ketujuh daerah tersebut yaitu Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh.
Kesepakatan bersama dan penandatanganan kerja sama tersebut menggenapi kerja sama Pemkot Bandung menjadi 1 provinsi dan 108 kota/ kabupaten se-indonesia. Adapun aplikasi yang sering direplikasi antara lain perizinan online Hayu.Bdg dan Gampil, e-RK (elektronik remunerasi kinerja), aplikasi transparansi bantuan hibah online Sabilulungan.
Dalam sambutannya, Bupati Kerinci, Adirozal mengemukakan, pihaknya bersama sejumlah kota kabupaten belajar mengenai pengembangan smart city dan e-government karena Bandung dinilai selangkah bahkan beberapa langkah lebih maju.
“Kota Bandung bukan hanya jadi center of exellence karena ada perguruan tinggi terkemuka ada di sini. Akan tetapi pemerintahannya pun terdepan dalam pengembangan smart city dan e-government,” ungkapnya di aula Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Selasa (30/10/2018).
Karena itu pula, menurutnya, tidak salah kalau kemudian Bupati Sarolangun sudah datang lebih dulu ke ibukota provinsi Jawa Barat ini. Bersama rombongan, Bupati Sarolangun mengikuti pelatihan karena ingin betul-betul maju seperti Kota Bandung.
“Kami pun ingin belajar tentang pengembangan promosi pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan. Kota Bandung jadi salah satu contoh yang lebih dahulu mampu mengembangkan ekonomi kreatif,” sambung dia.
Bupati Kerinci pun meminta perangkat daerahnya untuk tidak berhenti hanya sampai MoU dan tanda tangan di atas kertas saja. Ke depan harus bisa menunjukkan hasilnya dalam pengembangan daerahnya masing-masing.
“Izinkan kami sampai pepatah dari daerah kami bahwa kalaupun telapak tangan kami tidak cukup luas menerima ilmu dari Kota Bandung bolehlah kami menggelar tikar untuk menerima banyaknya ilmu dari kota yang destinasi wisatanya sudah dikenal dunia,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Bandung Oded M. Danial memaparkan, Pemkot Bandung sangat senang dengan hati terbuka apabila ada yang ingin mereplikasi berbagai aplikasi yang dikembangkan. Semangat yang diusung adalah semangat NKRI harga mati.
“Saya punya keyakinan setiap kota kabupaten punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kami sangat membuka diri apabila ada yang dianggap dapat dikembangkan di kota kabupaten lain. Mudah-mudahan bisa jadi amal soleh kami,” ungkapnya.
Mang Oded mengakui, pihaknya memiliki aplikasi juga terkadang melakukan studi komparasi terlebih dahulu dengan konsep ATM (amati tiru modifikasi) dari kota kabupaten lain di Indonesia atau bahkan daerah di luar negeri. Kalau dengan kolaborasi seperti sekarang, insya Allah Indonesia akan menjadi yang terbaik.
“Kami punya sekitar 300 aplikasi. Kami selalu mendorong tiada hari tanpa inovasi. Agar Bandung menjadi lebih juara lagi ke depannya. Semoga kerja sama yang kita bangun ini dapat meningkatkan pembangunan di daerah masing-masing melalui sinergi kolaborasi di antara kita,” harapnya.***