KILASBANDUNGNEWS.COM – Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berhasil melimbahkan salah satu komponen penting dari reaktor Triga yakni reflektor, yang bagian dari teras reaktor yang berfungsi untuk memantulkan neutron kembali ke dalam teras reaktor agar terus terjadi reaksi nuklir.
Ketua Tim Pengangkutan Limbah Reflektor, Dadang Supriatna mengatakan, pada saat dilakukan peningkatan kapasitas reaktor Triga yang semula 1MW menjadi 2MW pada tahun 1996, harus dilakukan penggantian reflektor, akibatnya reflektor yang lama menjadi limbah radioaktif yang harus dikelola dengan baik.
“Selama ini limbah reflektor disimpan di salah satu tempat penyimpanan sementara di PSTNT sambil menunggu dilakukan penyimpanan di gudang limbah yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) di Kawasan Nuklir Serpong,” katanya.
Menurut Dadang, limbah reflektor harus disimpan di tempat penyimpanan limbah radioaktif di PTLR, namun proses pemindahan limbah reflektor tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus menyiapkan banyak hal ini yang dipersyaratkan dalam proses pengangkutan dari Bandung ke Kawasan Nuklir Serpong.
“Ada 10 tahapan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan limbah reflektor harus disiapkan dengan baik untuk menjamin keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan selama dalam perjalanan. mulai perencanaan hingga pelaksanaan pengiriman limbah,” kata Dadang usai menyelesaikan kegiatan pelimbahan reflektor di PTLR.
Dadang menyatakan, mengingat paparan radiasi reflektor sangat tinggi, maka diperlukan wadah atau kontainer dengan desain khusus agar radiasi yang keluar dari reflektor tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan selama proses pengangkutan.
“Sebelum melakukan pengangkutan limbah reflektor diperlukan tahapan survei dan pengukuran radioaktivitas reflektor, untuk mengetahui besarnya radioaktivitas reflektor, yang hasilnya akan digunakan untuk membuat desain kontainer pengangkut reflektor,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Operasi PTLR, Suhartono, kontainer pengangkut reflektor yang dibuat oleh PTLR mempunyai diameter bagian dalam 130 cm dengan ketinggian 180 cm, dimana untuk bagian dasar dan penutup bagian atas kontainer, dilapisi timbal (Pb) setebal 3 cm.
“Dari desain kontainer yang dibuat dan telah difabrikasi itu, laju paparan reflektor yang tadinya 14 mili sievert (mSv) menjadi 300 mikro sievert, ini turun jauh dari batas keselamatan yang disyaratkan yakni 2 mSv,” tururnya.
Suhartono menambahkan bahwa kontainer dibuat dengan mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan dalam perjalanan, maka limbah radioaktif yang diangkut tidak boleh tumpah berhamburan sehinga mengkontaminasi lingkungan. Untuk itulah, selain desain kontainer, pemenuhan persyaratan pengangkutan juga menjadi hal yang wajib dipatuhi untuk mengurangi risiko selama di perjalanan.
“Keberhasilan melakukan pengolahan limbah reflektor ini, menjadikan semakin percaya diri bahwa BATAN mampu menyelesaikan tantangan di masa mendatang dalam pengelolaan limbah radioaktif yang juga meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap kemampuan BATAN dalam mengelola limbah radioaktif yang selama ini sering ditanyakan masyarakat,” jelasnya. (Parno)