Bandung – Menyusui, tidak sekadar menjadi tugas alamiah seorang ibu yang baru melahirkan. Lebih jauh, menyusui merupakan upaya pemenuhan hak anak serta cara terbaik untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah stunting.
Hal inilah yang ingin disuarakan oleh Forum Bandung Sehat (FBS) bersama Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Barat, dalam puncak perayaan Pekan Menyusui Sedunia tingkat Kota Bandung di Car Free Day Dago, Minggu (4/8/2019). Acara ini juga didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Hellen Keller Internasional.
Pekan Menyusui Sedunia dirayakan oleh 120 negara, termasuk Indonesia, pada tanggal 1-7 Agustus setiap tahun. Gerakan ini diusung oleh World Health Organization (WHO).
Kegiatan itu mengusung tema “Empower Parents, Enable Breastfeeding” atau memberdayakan orang tua untuk mendukung proses menyusui. Tema tersebut mengajak semua pihak untuk mendukung ibu menyusui. Tak hanya sang ibu, pemberdayaan juga kepada ayah, nenek, kakek, dan keluarga terdekat.
“Melalui tema ini, kami berharap orang tua baik ayah, nenek mendukung ibu menyusui,” ungkap Ketua Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi Forum Bandung Sehat, Sofa Rahmania.
Menurutnya, dukungan terhadap ibu menyusui ini sangat penting. Pasalnya, proses tersebut membutuhkan kesiapan fisik dan mental dari sang ibu dan lingkungan di sekitarnya. Fasilitas menyusui di ruang publik juga menjadi perhatian.
Upaya ini dilakukan terutama untuk menurunkan angka stunting di Kota Bandung. Saat ini, 25,8% balita di Kota Bandung mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan. Fenomena ini terjadi secara nasional. Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus stunting tertinggi di dunia.
Dorongan FBS untuk mendukung ibu menyusui juga dilakukan dengan mengadvokasi Pemerintah Kota Bandung. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menyediakan fasilitas laktasi di ruang-ruang publik, mendorong regulasi agar seluruh pihak mendukung program tersebut.
“Program ASI ini adalah salah satu upaya pemenuhan hak anak. Jadi mari kita memudahkan ibu, baik dari keluarga, maupun lingkungan, dan mengampanyekan fasilitas menyusui di ruang publik. Sampai suatu hari kita targetnya ingin ada Perda tentang ASI dan MPASI (Makanan Pengganti ASI),” katanya.
FBS juga bekerja sama dengan AIMI untuk mengoptimalkan konselor laktasi untuk membantu mengampanyekan ASI eksklusif ke masyarakat. Konselor ini bertugas untuk memberikan konseling tentang ASI yang akan tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung.
“Kami masih pemetaan sejauh mana persebaran konselor laktasi ini. Apakah sudah ada di tiap kecamatan atau belum? Nanti kami arahkan untuk bekerja sama dengan Forum Kecamatan Sehat,” ujarnya.***