Bandung – Delapan hari menjelang pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Kota Bandung sudah semakin siap menyambut gelaran lima tahunan ini.
“Persiapan jelang Pemilu di Kota Bandung saat ini sudah mencapai 90%. Saat ini, kami sedang fokus merampungkan distribusi logistik di kewilayahan,” ujar Komisioner Divisi Perencanaan Program dan Data Informasi Komisi KPU Kota Bandung, Adi Prasetyo dalam ‘Bandung Menjawab’ di Taman Sejarah Jalan Aceh, Kota Bandung, Selasa (9/4/2018).
Selain itu, KPU juga sudah menyiapkan dua TPS khusus yang nantinya akan beroperasi di Rumah Sakit di Bandung.
“Kami sudah koordinasi dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dan Rumah Sakit Santosa, dan mendapat respon positif,” sambung Adi.
Kehadiran dua TPS Khusus di Rumah Sakit ini menurut Adi akan memfasilitasi sejumlah pemilih yang benar-benar tidak bisa datang ke TPS.
Jika berkaca pada penyelenggaraan pemilu sebelumnya, jumlah pemilih di Kota Bandung mengalami peningkatan.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Bandung saat ini berada di angka 1.739.297 pemilih. Jumlah ini meningkat dibandingkan saat Pemilu 2014 digelar yaitu sebanyak 1.664.703 pemilih. Sebagai kota tujuan urbanisasi, Bandung juga menerima formulir A5 terbesar di Jawa Barat dengan jumlah 15.731 pemilih. Jumlah tersebut masih akan bertambah, mengingat pendaftaran A5 baru ditutup pada Jumat, 10 April 2019.
Adi memaparkan, adanya perbedaan regulasi untuk DPT dan DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) pada Pemilu 2019 ini. Perbedaan itu terletak pada jumlah kertas suara yang didapatkan oleh pemilih DPTb.
“Perbedaannya terletak pada jumlah kertas suara yang dipilih. Karena menyesuaikan dengan administrasi kependudukan pemilih tersebut,” ujar Adi.
Oleh karenanya, Adi menyarankan pemilih yang berasal dari luar Kota Bandung dan bisa pulang di hari pencoblosan, sebaiknya pulang dulu agar bisa memilih di wilayahnya.
“Sebagai bentuk penguatan demokrasi juga. Karena pemilih yang menggunakan A5 ini tidak bisa memilih calon legislatif di kewilayahannya,” sambungnya.
Sementara itu, untuk menjaga kondusi Kota Bandung, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) sudah menyiapkan langkah-langkah pengawalan Pemilu 2019.
“Kami sudah melakukan cipta kondisi dengan merangkul KPU, Bawaslu, dan aparat keamanan dengan tujuan menjaga Kota Bandung kondusif saat Pemilu 2019 ini,” ujar Kepala Bakesbangpol Kota Bandung, Ferdi Ligaswara.
Selain cipta kondisi, beberapa langkah lain yaiti pemetaan dan komparasi dengan berkaca pada gelaran Pemilihan Umum sebelumnya.
“Pemetaan masalah di antaranya dengan simulasi pencoblosan, juga berkoordinasi dengan seluruh stakeholder,” sambung Ferdi.
Simulasi ini juga menjadi ajang sosialisasi, khususnya bagi pemilih pemula di Pemilu 2019, mengingat pemilih pemula ini menyumbang angka besar bagi peningkatan jumlah pemilih di Kota Bandung.
Di samping simulasi pencoblosan dan beberapa simulasi pengamanan guna menjaga kondusifitas pada hari pencoblosan, Ferdi menyebutkan partisipasi pemilih di Kota Bandung menjadi prioritas utama.
“Sebisa mungkin, pemilih di Kota Bandung bisa menggunakan hak pilihnya saat hari pencoblosan nanti,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Bambang Sukardi memastikan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di kewilayahan menjaga komitmen netralitasnya.
“Upaya netralitas ini merupakan komitmen yang harus dijaga. Ada regulasi yang mengatur,” ujarnya.
Bambang juga menyebutkan, aparat kewilayahan akan menjaga kondisi keamanan dan ketertiban agar warga merasa nyaman saat datang ke TPS pada hari pencoblosan.
“Target partisipasi provinsi ada di angka 77,5%. Sehingga saya berharap kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi di hari pencoblosan dapat ditingkatkan lagi,” ujar Bambang.***