Bandung – Meningkatnya kasus stunting di Kota Bandung menjadi perhatian semua pihak, terutama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung. PKK berencana menambah meja layanan khusus stunting di 1.983 Posyandu se-Kota Bandung.
Gagasan tersebut muncul dalam Rapat Koordinasi TP PKK Kota Bandung yang digelar di Gedung Graha Binangkit Jalan Sukabumi, Senin (11/2/2019). Penambahan meja layanan itu menjadi inovasi Posyandu di Kota Bandung.
Khusus di Kota Bandung, ada tiga tambahan meja layanan Posyandu selain lima meja yang diatur dalam Pedoman Umum Pelayanan Posyandu dari Kementerian Kesehatan. Selain meja layanan stunting, layanan lainnya adalah layanan perlindungan ibu dan anak serta layanan disabilitas.
Sedangkan lima meja lainnya adalah pendaftaran ibu dan bayi/balita, penimbangan balita, pencatatan hasil penimbangan, penyuluhan dan pelayanan gizi, dan pelayanan kesehatan, seperti imunisasi dan Keluarga Berencana (KB).
Stunting menjadi bahasan utama TP PKK Kota Bandung seiring naiknya angka penderita stunting di Kota Bandung. Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menyebutkan, dari 2% di tahun 2017 menjadi 7,6% pada tahun 2018.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM), Dedi Supandi menuturkan, kurangnya kesadaran keluarga untuk melaporkan dan menangani kasus stunting menjadi kendala utama. Itulah yang menyebabkan perlunya pendekatan khusus kepada masyarakat untuk kasus ini.
“Selama ini mereka itu tidak mau menjadi pelapor. Ada gejala seperti itu (stunting) tidak mau melapor. Karena itu seolah-olah harga diri keluarga mereka lah, hal yang tabu, dan sebagainya. Dengan adanya meja layanan kita adakan fasilitasi di situ,” jelas Dedi.
Pada meja layanan tersebut, para kader Posyandu akan memberikan konsultasi dan penanganan bila menemukan kasus stunting pada balita. Posyandu akan bekerja sama dengan Puskesmas terdekat.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Puskesmas. Nanti akan ada pemberian makanan tambahan, ada dukungan dari PIPPK potensi lokalnya, ada dari CSR yang bisa kita dapat,” jelas Dedi.
Gagasan itu juga diapresiasi Wali Kota Bandung, Oded M. Danial. Seperti dilansir Humas Pemkot Bandung, pria yang karib disapa Mang Oded itu mendorong agar PKK terus menelurkan gagasan-gagasan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Rapat ini adalah wadah untuk melahirkan gagasan. Meskipun sudah ada program kerja dalam setahun, tapi gagasan pelaksanaan program itu harus terus hadir setiap harinya,” tuturnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka Rakor TP PKK Kota Bandung.
Beberapa gelaja stunting di antaranya, berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun, perkembangan tubuh terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan), atau anak mudah terkena penyakit infeksi.***