Bandung – Sebagai rumah sakit pemerintah yang fokus pada pelayanan warga kelas ekonomi menengah ke bawah, RSUD Kota Bandung punya banyak cara untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Exsenveny Lalopua, salah satu kunci untuk memastikan pelayanan publik berjalan secara prima adalah masyarakat harus tahu standar pelayanan RSUD Kota Bandung.
“Standar pelayanan harus diketahui masyarakat, dilaksanakan dan ada evaluasi berkelanjutan. Harus ada indeks kepuasan masyarakat. Apakah masyarakat puas atau tidak. Kalau tidak puas, kami akan memperbaiki. Ada standar Plan-Do-Study-Action (PDSA). Dengan begitu kita bisa lebih tanggap kalau pelayanan belum memuaskan,” ungkap perempuan yang karib disapa Veny itu.
Di sisi lain, Veny menekankan adanya edukasi bagi warga pengguna layanan rumah sakit. Menurutnya, bisa saja publik merasa tidak puas karena mereka belum paham tentang standar pelayanan rumah sakit.
“Makanya setiap pagi ada petugas saya yang menyapa warga di rumah sakit. Ia berdiri dan menjelaskan tentang layanan di rumah sakit. Itu kita namakan Morning Greeting,” papar Veny dalam Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung, Kamis (29/11/2018).
Ia mengakui, ada banyak keterbatasan fasilitas di rumah sakit itu, salah satunya adalah keterbatasan lahan parkir. Namun tim rumah sakit tak pernah menyerah pada kondisi. Veny mengatur sedemikian rupa agar kondisi parkir bisa memadai untuk pengunjung dan kondisi darurat.
“Pokoknya lahan parkir itu nggak boleh digunakan oleh karyawan rumah sakit. Hanya untuk pasien, satu ambulans, satu mobil jenazah, dan ada ruang untuk drop off,” ucapnya.
Rumah sakit yang berlokasi di Ujungberung itu pun bahkan sampai bekerja sama dengan penyedia jasa transportasi online untuk menyediakan pickup point di dalam Rumah sakit.
“Biar mereka nggak usah bawa kendaraan, cukup pakai transportasi online, diantar, tapi nggak perlu parkir. Nanti dijemput lagi,” katanya.***