Bandung – Pasar Baru di Jalan Oto Iskandardinata (Otista) Bandung identik dengan keramaian pengunjung dan pembeli dari warga lokal maupun mancanegara. Namun di awal bulan Ramadan ini, Pasar Baru justru cenderung lebih sepi dari biasanya.
Kondisi Pasar Baru akan berangsur ramai dan padat seminggu menjelang lebaran. Saat itu jumlah pengunjung bisa naik 10 kali lipat dibanding hari-hari biasa.
“Bulan Ramadan, pengunjung dari Malaysia, Brunai dan mancanegara Asia lainnya, tidak belanja ke sini. Mereka khusu’ beribadah,” ujar Koordinator Keamanan Pasar Baru Trade Center, Iwan Suhermawan beberapa waktu lalu.
Iwan mengatakan, dalam sehari pengunjung Pasar Baru mencapai 20 ribu orang. Jumlah itu akan meningkat sekitar tiga kali lipat pada akhir pekan.
Sementara dua seminggu sebelum puasa dan seminggu saat bulan puasa, peningkatan lima kali lipat. Begitu juga seminggu sebelum lebaran, peningkatan bisa sampai 10 kali lipat.
“Yang paling diminati masih sekitar fashion dan accesories,” terangnya.
Disinggung mengenai keamanan, Iwan mengatakan pihaknya dibantu 130 orang personel satuan pengamanan, 20 orang satuan tugas himpunan pedagang untuk menjaga keamanan.
“Saya menjamin, Pasar Baru pusat perbelanjaan paling jarang copet di Kota Bandung,” tegas Iwan.
Jika ada pengunjung yang mengalami kecopetan, maka bisa langsung lapor ke petugas keamanan.
“Dari lima kasus pencopetan, tiga diantaranya terungkap. Tertangkap dan barang yang dicopet dikembalikan,” terangnya.
Lanjutnya tak jarang ia mendapat pengaduan palsu, mengaku dicopet, namun ujung-ujungnya minta ongkos untuk pulang.
“Kami juga berhati-hati jika ada orang yang mengaku dicopet, jangan mudah percaya,” katanya.
Disinggung keamanan pasca ledakan bom di Surabaya baru-baru ini, Iwan mengatakan, tidak mempengaruhui kunjungan ke Pasar Baru.
Meski demikian, menurut Iwan pihaknya tetap meningkatkan keamanan. Caranya, dengan memeriksa mobil yang masuk ke pasar baru.
“Sekarang setiap mobil yang masuk, diperiksa dengan metal detektor, untuk menjaga keamanan,” pungkasnya.***
Evy Damayanti/ LPS PRSSNI Bandung