Bandung – Sebanyak 37.186 orang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota Bandung mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dilaksanakan mulai Senin (23/4/2018) hingga Kamis (26/4/2018). Dari jumlah tersebut, tercatat ada 3 orang siswa yang tidak bisa mengikuti UNBK.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana, ketiga siswa tersebut berasal dari SMP Negeri 9, SMP Negeri 20 dan seorang lagi dari SMP Swasta. Mereka tidak bisa mengikuti UNBK karena sakit. Namun atas permohonan sendiri dari siswa tersebut, maka mereka dilayani ujian di rumah sakit.

“1 orang di RS Sartika Asih, 1 orang di RS Hasan Sadikin dan 1 orang di RS Boromeus. Atas permohonannya sendiri, mereka tetap ingin ujian sesuai jadwal, sehingga dilayani ujian sesuai SOP dengan kertas dan pensil,” katanya saat memantau UNBK di SMPN 2 Bandung Jalan Sumatera, Senin (23/4/2018).

Lebih lanjut Elih menambahkan, secara keseluruhan, semua SMP di kota Bandung sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Ssebanyak 159 sekolah melaksanakan UNBK Mandiri (di sekolah masing-masing) dengan jumlah siswa 22.515 orang. Sedangkan sebanyak 86 sekolah masih bergabung (termasuk menggunakan fasilitas SMA/SMK) dengan jumlah siswa 14.671 orang.

Kota Bandung dengan 100 persen UNBK ini, menurut Elih, secara teknis persiapannya lancar dan para peserta pun siap untuk menjawab soal-soal yang diberikan.

“Alhamdulilah untuk teknis setiap komputer lancar dan peserta sudah siap ikuti UN dengan basis teknologi. Selain itu, pengawasan selama ujian lebih mengedepankan dengan kenyamanan suasana,” tuturnya.

Elih mengungkapkan, mengenai persentase soal ujian, soal yang diujikan bersifat merentang dari yang mudah, sedang dan sampai yang sulit.

“Soal ujian ini merentang ya, dari yang mudah sampai ke yang sulit pasti ada. Komposisinya ini ditentukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik Balitbang Kemendikbud). Biasanya itu proporsi sulit sekitar 20-30 persen. Sebagian besar ditingkat sedang 60 persen dan 10-20 tingkat yang mudah,” jelasnya.

Elih mengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung menganggarkan sekitar Rp 55 miliar untuk pengadaan sekitar 5.000 laptop dan 85 server. Hal itu diharapkan mampu menstabilkan kemampuan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan ujian nasional berbasis komputer ini.

“Pengadaan laptop yang kita bagikan lebih awal sebagian besar menjadi cadangan dan sudah disiapkan sejak awal,” jelasnya.

Dalam hal teknis, setiap sekolah dipastikan terdapat tenaga teknisi yang siap dalam segala hal selama ujian berlangsung. Dengan persiapan yang matang, maka ujian pun diharapkan berjalan lancar hingga hari terakhir.

“Di setiap sekolah itu ada tenaga teknis yang siap mengantisipasi segala kemungkinan. Alhamdulillah, sekolah menyiapkan komputer cadangan jika ada masalah teknis,” kata Elih.

Elih berharap, pelaksanan UNBK tahun 2018 tersebut berjalan lancar sehingga para peserta mampu mengikuti ujian sesuai aturan yang sudah ditetapkan.***

Evy Damayanti/ LPS PRSSNI Bandung