Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama sejumlah SKPD Kota Bandung saat menerima tim Smart City Living Lab di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (17/5/2019).

Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan membenahi sejumlah fasilitas di Jalan Jawa dan Jalan Sumatera. Pembenahan itu merupakan upaya untuk menciptakan Smart City Living Lab di kedua jalan tersebut.

Rencana pembenahan di dua jalan tersebut setelah tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melaporkan perkembangan hasil observasi di lapangan di kawasan Jalan Sumatera dan Jalan Jawa.

“Kita baru mulai survei eksisting nanti tinggal bagaimana respon dari masing-masing dinas sehingga nanti bisa diperbaiki secara besar,” kata Suhono Harso Supangkat, Guru Besar ITB saat hadir bersama tim Smart City Living Lab di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (17/5/2019).

Suhono menuturkan, dari hasil pengamatannya di lapangan terdapat sejumlah persoalan mendasar yang muncul di kawasan Jalan Sumatera-Jalan Jawa. Masalah itulah yang akan dibenahi untuk menciptakan Smart City Living Lab.

Dalam kawasan Smart City Living Lab tersebut, sambung Suhono, lingkungan yang ideal sesuai standarisasi ditunjang oleh multidisiplin dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sehingga, ujar dia, inventarisir masalah bisa lebih terperinci.

“Kita lihat hal-hal kecil itu yang menyebabkan belum nyamannya orang itu akan kita tingkatkan menjadi nyaman. Bagaimana parkir, trotoarnya, kemudian kehidupan sekolahnya. Bagaimana PKL dan drainasenya,” bebernya.

Suhono menyebutkan, beberapa SKPD yang ikut terlibat di antaranya Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Dinas Pendidikan, sampai aparat kewilayahan berperan dalam lokasi Smart City Living Lab tersebut.

“Sekarang kita mendetailkan rencana pembentukan Living Lab Smart City Bandung. Jadi kalau dulu di Bandung smart city itu makro, tapi sekarang kita mulai mengembangkan hal-hal kecil tapi berpengaruh di Kota Bandung,” jelasnya.

Perihal smart city ini, Suhono kembali mengingatkan, konsep tersebut bukanlah semata optimalisasi teknologi untuk menjalankan proses pembangunan di perkotaan. Namun, sambung dia, merupakan sebuah nilai yang secara luas merambah pada kultur masyarakat dalam menjalankan kehidupan di perkotaan secara cerdas.

“Smart city itu bukan teknologi ditambah kota, tapi termasuk law inforcement bagaimana orang membuang sampah, bagaimana orang parkir, bagaimana orang parkir di trotoar,” cetusnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mendukung upaya untuk membenahi hal secara mendetail untuk menciptakan Smart City Living Lab di Jalan Jawa-Jalan Sumatera. Sekalipun dalam skala kecil, namun kawasan yang diciptakan bisa terwujud secara matang.

“Ini harus jadi percontohan, supaya kalau mau diduplikasi di daerah lain bisa sama baiknya. Karena orang itu kadang lebih mudah kalau melihat visual,” ucap Yana.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.