KILASBANDUNGNEWS.COM – Satgas Covid-19 Kota Bandung kembali mengingatkan kepada warga untuk tidak panik jika terkonfirmasi positif Covid-19. Jika tidak bergejala atau hanya ringan, langkah awal langsung melapor ke aparat setempat dan segera melakukan isolasi mandiri (isoman).

“Sehingga tidak semua warga yang positif dilarikan ke Rumah Sakit maupun Puskesmas,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna saat meninjau tempat isoman di Gedung Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa (6/7/2021).

Bagi warga yang tempat tinggalnya kurang layak untuk melakukan isoman, lanjutnya, bisa memanfaatkan fasilitas yang disiapkan oleh aparat kewilayahan. Seperti tempat isoman di Gedung Wyata Guna yang disediakan untuk warga Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo.

“Nah yang begini harus maksimal di Kota Bandung, karena kalau semua berorientasi harus ke puskesmas/faskes, berat. Rumah sakit nanti kita tentukan hanya melayani yang kondisi berat. Kalau yang ringan bisa isoman,” ujarnya.

Ema mengatakan, fasilitas yang tersedia di Gedung Wyata Guna cukup representatif menjadi tempat isoman. Selain memiliki banyak ruangan, di tempat tersebut juga terdapat halaman yang cukup luas untuk berbagai aktivitas selama isoman.

Ia mengungkapkan, saat ini Kota Bandung memiliki sebanyak 132 tempat isoman yang tersebar di seluruh kecamatan. “Memang kalau dijumlah sudah 132 tempat isoman. Tapi kalau tidak dimanfaatkan, ya alhamdulillah mungkin karena masyarakatnya sehat,” katanya.

Saat meninjau Wyata Guna, Ema melihat warga yang sedang isoman bisa berolahraga, berjemur, dan melakukan kegiatan lainnya. Apalagi tempat tersebut cukup jauh dari permukiman warga.

“Jadi khusus untuk warga Kecamatan Cicendo, Kelurahan Pasirkaliki, saya fikir sekarang sudah punya fasilitas (isoman) yang bisa dimanfaatkan,” terangnya.

Di kawasan tersebut, ada dua bangunan dengan fasilitas yang cukup memadai yang akan dijadikan tempat isoman dan mampu menampung tujuh orang.

“Di satu rumah itu bisa empat orang, di rumah ini tiga orang. Jadi kalau untuk tujuh orang bisa. Saya punya keyakinan kalau perlu ditambah,” tuturnya.

Namun untuk saat ini, tambahnya, salah satu kendala yang dihadapi adalah, menguatkan mental masyarakat. Pasalnya ia khawatir masyarakat yang melakukan isoman di sana merasa takut karena lokasinya yang berada di belakang.

“Tapi persoalannya bagaimana harus menguatkan mental masyarakatnya karena kalau sendiri takut, tempatnya di belakang. Jadi kalau ada 2-3 orang aman dan itu pernah dilakukan di ruang yang sebelah,” ucapnya. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.