KILASBANDUNGNEWS.COM – Warga Jalan Mekarsari RT 05 RW 17, Kelurahan Babakansari, Kecamatan Kiaracondong mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih dari Perusahaan Umm Daerah (Perumda) Tirtawening Kota Bandung.

Mendengar hal itu Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi langsung turun ke lokasi. Menurut Sonny sebelum memberikan solusi, pihaknya menelusuri terlebih dulu masalah air tidak sampai ke warga Mekarsari RW 17.

“Ya ini memang sejak bulan Juni sampai hari ini kapasitas produksi kita itu tidak normal, kenapa? Bulan Juni, Juli, Agustus, September, sampai Oktober kita tahu semua ya, masih masuk dalam posisi kemarau jadi debit air diatas juga kan tidak cukup. Nah sekarang sudah masuk musim hujan, tapi jangan salah tafsir, belum sebulan ya, ini juga tidak serta merta langsung memenuhkan situ-situ yang ada atau meningkatkan debit mata air yang ada,” ungkap Sonny usai temu pelanggan di lokasi tersebut, Senin (2/12/2024).

Menurut Sonny membutuh proses untuk memenuhi air, kemungkinan baru akhir Januari atau awal Februari situ-situ sudah kembali normal dan produksi air pun bisa normal.

“Disamping itu juga ternyata dimusim penghujan adalah waktunya mitra kita PLN melakukan perbaikan-perbaikan sehingga berdampak kepada pengolahan kami juga sering berhenti. Terus terang contoh kemarin diwaktu tanggal 11 November sampai 24 November kan PLN menghentikan aliran karena ada kegiatan itu kan kami berdampak. Hari ini mulai Senin 4 hari kedepan juga ada perbaikan disana, itu berdampak kepada kami,” paparnya.

Masih kata Sonny, perlu dipahami oleh semua bahwa ini sangat tergantung oleh yang memiliki atau menguasai bendung-bendungan air diatas sehingga ketika mereka memiliki aktivitas yang lain tidak sama dengan Perumda Tirtawening akhirnya ikut terdampak.

“Ya tadi kami tidak bisa mengalirkan secara maksimal kepada warga, nah khusus untuk daerah RW 17 Mekarsari walau bagaimanapun kami angkat tangan kalau harus mengalirkan air langsung dari Badaksinga melalui perpipaan karena debit gak cukup gak sampai kesini,” keluhnya.

Maka kata Sonny, solusi jangka pendeknya adalah bagi siapapun RW atau warga yang memiliki lahan akan dipasang 3-4 tengki dengan volume besar 10-20 kubik untuk diisi dengan mobil tangki. Lalu dari tangki itu akan dialirkan melalui pompa supaya kuat.

Namun pihaknya sedang menunggu ada lahan tersebut.

“Di beberapa wilayah juga saya minta lahan kirim mobil tangki lalu kita distribusi kan melalui pompa, kenapa karena pada saat melalui pipa tidak mampu maka solusi jangka pendek itu yang logis mengirim dengan mobil tangki, cuma kalau mengirim dengan mobil tangki dengan kondisi jalan kecil tidak bisa masuk kendaraan akhirnya air di dorong-dorong, diangkut-angkut padahal sisi lain ada lansia dan segala macem ini juga kan akhirnya tidak bisa tidak tepat juga, maka tangki ditampung dalam sebuah resepsoar nah nanti disitu dipompa seluruh warga disini itu jangka pendek mudah-mudahan Allah mudahkan,” harapnya.

“Jangka panjang kita tahu semua sedang mempersiapkan pembangunan spam Bandung terintergrasi. Ada tapi itu sifatnya parsial tidak se RW gitu ya, tidak cuman satu RT dua tiga rumah atau sampai masif seperti ini. Kenapa? ya karena lihat dari kontur ini menaik ya turun Badaksinga setelah Antapani naik lagi kesini, nah ini daerah-daerah agak menaik itu menjadi sulit untuk kita bisa menyampaikan air dengan baik,” tambahnya.

Jadi pada intinya yang jadi kendala itu adalah produksi Perumda Tirtawening belum normal kembali.

Disinggung dengan warga yang sudah membayar, kata Sonny memang yang dibayar itu adalah abodemen.

Dan sebetulnya pihaknya sudah mengatakan, pihaknya bisa menghentikan pembayaran abodemen kalau tidak ada air.

“Tetapi yang pasti mereka tidak akan membayar air karena meter tidak berputar. Soal abodemen bisa melalui RT RW mengusulkan untuk dibebaskan, sebelum warga-warga sini menyampaikan ada lahan bisa dipakai, kita tangki tiap hari tapi setelah ada pasang tangki statis 2 3 sesuai kebutuhan lalu kita isi dengan mobil tangki lalu setelah isi kita alirkan. Cuma sekali lagi mohon warga juga saling tengang rasa jangan paling depan, isi paling banyak jadi yang lain tidak kebagian 250 atau 500 liter per hari sama-sama,” tandasnya.

Terkait adanya penjual air dorong, Sonny mengaku akan menyeledikinya apakah air itu , dari Perumda atau bukan. Kalau bukan kata Sonny bukan urusan Perumda. Tetapi kalau ada oknum dari Perumda berarti harus ada tindakan karena itu sangat dilarang, akan ada ada prosedur berlaku bahkan hingga dikeluarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.