(Sumber : news.detik.com)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cikapundung Barat, Kota Bandung menolak perpanjangan PPKM Darurat. Mereka memasang spanduk hingga bendera putih untuk menyuarakan aspirasinya.

Pantauan detikcom, Minggu (18/7/2021) sore, spanduk itu dipasang di antara gerobak PKL kuliner. Dengan ada kebijakan PPKM Darurat banyak PKL yang mogok berjualan, meski demikian ada beberapa PKL yang tetap buka.

Tak hanya itu, sejumlah bendera berwarna putih juga dipasang di jalan tersebut. Bendera putih itu menandakan jika para PKL sudah menyerah dengan kondisi perekonomian yang kian hari semakin memburuk.

“Spanduk ini kita pasang sebagai pedagang Cikapundung Barat sudah merasakan titik terakhir terdampak. Kita sudah kesusahan, harus seperti apa ke depannya karena PKL Cikapundung Barat ini terdampaknya bukan saat PPKM Darurat saja, tapi dari awal PSBB kita sudah terdampak penutupan jalan, sangat memberatkan bagi kita pedagang kecil,” kata Ate (29) salah satu pedagang kepada detikcom.

Ate menyebut bendera putih sengaja dipasang sebagai pesan bahwa para pedagang sudah menyerah dengan kesulitan ekonomi saat ini. Mereka mengaku bingung dengan cara apalagi agar bisa bertahan di tengah penerapan PPKM Darurat.

“Bendera putih ini sebagai tanda kita sudah pasrah, menyerah kita harus apa, kita harus mengadukan nasib kita ke siapa dan ke mana,” ujar Ate.

Ate mengungkapkan, para pedagang sudah memohon kelonggaran aktivitas kepada Pemkot Bandung. Namun sejauh ini tidak ada tanggapan dan solusi bagi para pedagang.

“Sebelumnya kita sudah mengajukan surat kepada gugus tugas dan wali kota dan dinas terkait yang membina PKL di sini. Tidak ada tanggapan perihal kelonggaran untuk aktivitas berjualan,” ucapnya.

Ate menyebut sejak PPKM banyak pedagang kuliner yang berhenti berjualan. “Untuk pedagang kuliner sudah tidak ada yang berjualan, tinggal penjual stample, majalah itu juga kurang 10 pedagang, memaksakan itu juga,” katanya.

Selama pandemi COVID-19, pihaknya baru mendapatkan satu kali bantuan sosial dari pemerintah. “Bansos Alhamdulillah tidak menghilangkan rejeki ada, tapi itu baru pertama sejak pandemi tahun kemarin, kalau untuk bansos,” ujarnya.

Akibat penutupan jalan, para pedagang ini mengalami penurunan hingga kehilangan pendapatan karena tidak ada pembeli.

“Kita mengharapkan dan memohon karena sudah terdampak dan bingung, kita dukung segala program kebijakan pemerintah untuk menangani pandemi ini. Cuman kita juga memohon kalau bisa pemerintah menyeimbangkan antara kesehatan dan ekonomi,” ucapnya. (Sumber : news.detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.