Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD ) Jabar Semester II 2019, di Gedung Sate, Jumat (13/12/2019).

KILASBANDUNGNEWS.COM – Upaya perluasan akses keuangan masyarakat di Jawa Barat terus menjadi prioritas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karena akses keuangan erat kaitannya tidak hanya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk mendukung tersedianya sumber pembiayaan pembangunan ekonomi.

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Triana Gunawan mengatakan, meningkatnya akses keuangan masyarakat akan meningkatkan jumlah simpanan dan investasi yang kemudian terefleksikan dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari sektor jasa keuangan untuk mendorong laju perekonomian.

“Upaya ini menjadi sangat penting karena tingkat inklusi keuangan masyarakat tergolong masih rendah dibandingkan negara tetangga,” kata Triana, dalam Rapat Pleno TPAKD Jabar Semester II 2019, di Gedung Sate, Jumat (13/12/2019).

Menurut Triana, peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD ) sangat besar dalam mendukung pencapaian tingkat inklusi keuangan di Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

“Penyediaan akses keuangan tentunya juga harus diiringi dengan upaya melakukan edukasi keuangan masyarakat. Dengan pemahaman masyarakat yang cukup, masyarakat akan lebih mengetahui produk keuangan yang sesuai dengan profil dan kebutuhannya, serta dapat menghindarkan mereka dari risiko kerugian akibat dari terjerumus investasi ilegal maupun risiko akibat penggunaan teknologi,” tuturnya.

Triana menyatakan bahwa pada tahun 2019, TPAKD Provinsi Jawa Barat menjalankan 5 (lima) program kerja dengan mengusung tema “Meningkatkan Inklusi Keuangan menuju Desa Juara”. Program kerja yang telah diimplementasikan oleh TPAKD Provinsi Jawa Barat yaitu Optimalisasi Laku Pandai guna melayani masyarakat mengakses KUR dan produk keuangan lainnya serta melakukan business matching antara pelaku UMKM dan pengusaha.

“Di akhir tahun 2019 ini, OJK telah melakukan survey inklusi dan literasi keuangan, dari target tingkat inklusi sebesar 75% dan literasi keuangan sebesar 35% di akhir tahun 2019 telah tercapai, yaitu:  tingkat inklusi Jawa Barat sebesar 88,48% meningkat dari survei pada tahun 2016 sebesar 71,4% dan tingkat literasi Jawa Barat sebesar 37,43% meningkat dari survei pada tahun 2016 sebesar 33%,” jelasnya.

Triana berharap, melalui sinergi dengan berbagai pihak, program peningkatan akses keuangan di Jawa Barat sampai dengan akhir Oktober 2019 telah diimplementasikan dengan baik dan dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat dan pelaku UMKM.

“Kredit UMKM telah mencapai 26,8% dari total kredit perbankan dengan outstanding sebesar Rp127,4 triliun. KUR yang telah disalurkan mencapai Rp15,89 triliun atau mencapai 12,48% dari total KUR secara nasional sebesar Rp127,3 triliun,” ujarnya. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.