KILASBANDUNGNEWS.COM – Taman Pasupati atau yang familiar disebut Taman Jomblo di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (30/12/2019) siang terlihat sepi pengunjung.
Setidaknya hanya ada 14 orang yang mengunjungi Taman Jomblo. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding pengunjung Taman Skateboard dan Taman Film.
Padahal, lokasi kedua taman tersebut berselebahan langsung dengan Taman Jomblo.
1. Kesan kotor
Dibanding saat diresmikan Januari 2014, kondisi Taman Jomblo saat ini kurang terawat. Bangku-bangku di Taman Jomblo dikotori coretan-coretan cat semprot. Fasilitas lainnya seperti papan pemberitahuan juga dikotori coretan.
Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas Jalan Sukajadi dan Setiabudi Bandung Serta Macet Libur Tahun Baru, Dua Hal Berbeda
Salah seorang warga yang tinggal di dekat Taman Jomblo ikut geram dengan mereka yang merusak fasilitas publik itu.
“Nah ini (coretan di bangku Taman Jomblo) kelakuan ‘anak-anak setan’ biasanya,” kata Agus.
Walau kondisinya kotor oleh coretan-coretan, menurut dia, tetap selalu ada petugas yang membersihkan Taman Jomblo setiap hari.
“Ada (yang membersihkan). Biasanya ada ibu-ibu dengan anaknya yang tinggal di sini (Taman Jomblo) yang setiap hari membersihkan taman,” katanya.
2. Tak cocok untuk berkumpul
Iqbal, warga Panyileukan, Kota Bandung, mengisi liburannya dengan berkunjung ke Taman Film bersama teman-temannya.
Iqbal lebih nyaman berkunjung ke Taman Film dibandingkan Taman Jomblo yang sudah dikunjunginya dua kali.
“Kalo Taman Jomblo itu desain dan fasilitas tamannya kurang memadai. Di Taman Jomblo, cuma ada bangku kotak-kotak kecil. Sementara kalau berkumpul dengan teman-teman butuh lahan yang luas. Taman Jomblo, menurut saya, fungsi tamannya 9sebagai sarana berkumpul) yang kurang,” kata dia.
Sejatinnya, bentuk bangku yang hanya bisa ditempati satu orang sengaja didesain agar tidak dijadikan tempat tidur oleh tunawisma.
3. Lahan parkir
Fasilitas lahan parkir di Taman Jomblo jadi sorotan. “Saat baru pertama kali datang ke sana, sempat bingung mencari tempat parkir karena lokasi Taman Jomblo yang di pinggir jalan raya,” ucap Iqbal.
Sementara soal nama, Iqbal tidak mempermasalahkannya. Hal senada juga dikatakan Fikri, siswa SMA Pasundan 2 Kota Bandung yang lebih nyaman mengunjungi Taman Skateboard dibandingkan Taman Jomblo.
Bagi Fikri, masalah di Taman Jomblo adalah lahan yang sempit sehingga menyulitkannya untuk bermain skateboard.
Agus Hidayat, Sekretaris Dinas DPKP3 Kota Bandung mengatakan, pemeliharaan Taman Jomblo selalu dilakukan setiap hari oleh DPKP3.
“Bukan hanya Taman Jomblo (yang dibersihkan setiap hari), tapi juga taman-taman yang lainnya. Kalau tidak salah ada 4 atau 5 orang yang kami tugaskan untuk membersihkan setiap taman,” kata Agus.
Agus menilai, kotornya Taman Jomblo oleh coretan-coretan cat semprot adalah ulah masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan. Ke depannya, Agus sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk membenahi Taman Jomblo.
“Tahun 2020, akan ada pemeliharaan taman terkait hal-hal yang seperti itu. Mungkin dicat lagi bangku-bangkunya, dan lain-lain. Rencananya, bulan Januari akan dimulai pemeliharaan taman-taman di Kota Bandung. Kenapa tahun depan, karena kalau sekarang anggaran kami juga tinggal bersisa dua hari lagi untuk tahun 2019. Semenatra untuk pembenahan seperti mengecat ulang taman dibutuhkan anggaran,” ujarnya.***