KILASBANDUNGNEWS – Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B) Kota Bandung menyayangkan beredarnya surat pemberitahuan yang menyebutkan para pedagang di Pasar Baru akan membuka usahanya kembali pada Rabu (20/5/2020) mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua HP2B Kota Bandung Iwan Suhermawan menyusul beredarnya surat pemberitahuan dari Perkumpulan Pedagang Pasar Baru Trade Center (P3BTC) kepada Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Kota Bandung Bandung. Isi surat menyebutkan bahwa Pasar Baru kembali dibuka dan pedagang kembali berjualan, setelah berakhirnya PSBB Provinsi Jawa Barat.
“Surat edaran sampah itu mah mau cari panggung ditengah pendemi corona, memang hak mereka apa membuka pasarbaru, memang bisa gitu buka pasarbaru punya kuncinya gitu, bisa jalankan eskalator gitu, memang kalau aliran mau gitu bertanggungjawab, itu bukan dari himpunan pedagang itu mengatasnamakan hanya sekumpulan pedagang yang mengatasnamakan, tapi itu mah hak mereka, cuma prihatin aja dalam kondisi seperti ini,” jelas Iwan saat dihubungi, Senin (18/5/2020).
Namun memang menurut Iwan para pedagang pasar baru ingin segera berjualan. Hanya saja akan menunggu pengumuman resmi dari Pemkot Bandung (Wali Kota, PD Pasar selaku pengelola PD Pasar ataupun Disdagin) bahwa pasar baru dinyatakan boleh dibuka.
“Disdagin akan menyikapi pengumuman PSBB tidak diperpanjang baik Jabar atau Kota Bandung. Kita menunggu pengumuman resmi jadi kita tidak ingin berandai-andai,” ujar Iwan seraya mengatakan di pasar baru ada 5.200 jongko.
Kondisi pasar baru sendiri kata dia saat ini yang buka hanya penjual sembako lantai dasar 1 dan 2.
“Intinya kita menginginkan dibuka tapi ada jaminan pemerintah seperti misal protokol kesehatan covid-19 baik untuk pedagang ataupun pengunjung jadi pada prinsipnya kami pedagang pasar baru menunggu keputusan resmi dalam hal pembukaan pasar baru dari pemerintah kota dan PD Pasar,” ucapnya lagi.
Iwan mengakui tidak bisa memberikan jaminan 100 persen meminimalisir kerumunan.
“Saya sih tidak bisa memberikan jaminan 100 persen bisa. Ya namanya di pasar pasti ada kerumunan, terjadi transaksi, terjadi antrian pasti terjadi seperti itu, cuma setidak tidaknya kita para pedagang menyadari diri minimal untuk diri sendiri lalu membatasi kerumunan mengingatkan pengujung atau yang belanja,” pungkasnya.
“Kan kita belum terlatih untuk kondisi seperti itu, jangan kan pedagang aparat juga belum terlatih menyikapi seperti ini tapi kita akan berupaya sebaik mungkin untuk meminimalisir ikut mencegah penularan covid-19 dengan menjaga jarak, menjaga kebersihan, sering cuci tangan, menyediakan hand sanitizer dan membuat peringatan peringatan spanduk di pintu masuk itu dari ikhtiar kita lah. Jangan ada kluster baru, kita juga takut tapi da butuh,” tutupnya.