KILASBANDUNGNEWS.COM – Ahmad Solihin (37) warga Desa Sukarat, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Jawa Barat akhirnya bisa kembali berjalan setelah dua bulan terakhir mengalami kelumpuhan. Pegawai toko kelontong tersebut alami kelumpuhan sementara diduga usai menjalani vaksinasi COVID-19 dosis kedua.

Esih (50), kakak Ahmad mengatakan sejak sepekan lalu, kondisi adiknya terus membaik. Kaki kanannya yang semula kaku pun sudah pulih dan mulai bisa kembali berjalan.

“Alhamdulillah sudah mulai membaik, kakinya sudah bisa ditekuk lagi. Kemudian sudah bisa berjalan, meskipun belum normal seutuhnya, masih butuh proses pemulihan,” kata dia, Selasa (14/9/2021).

Menurutnya benjolan bagian rusuk kanannya pun sudah kempis. Namun, dari bekas benjolan tersebut masih sering mengeluarkan cairan.

“Yang benjol sudah tidak ada, tapi masih sering keluar cairan. Makanya belum pulih total, masih harus konsultasi ke puskesmas dan menjalani masa pemulihan,” kata dia.

Dia berharap adiknya bisa segera pulih dan kembali bekerja untuk menghidupi istri serta anaknya. “Dari kemarin bilang ingin cepat sembuh biar bisa kerja lagi. Semoga secepatnya bisa sehat lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan sejak Juli lalu, pihaknya menginstruksikan agar pasien tersebut ditangani secara maksimal.

“Bahkan beberapa kali juga kita rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dan sekarang kondisinya berangsur membaik, bahkan sudah bisa berjalan,” kata dia.

Namun Yusman mengaku masih menunggu hasil penyelidikan Komnas KIPI untuk memastikan kelumpuhan yang diderita Ahmad disebabkan vaksinasi atau bukan.

“Masih menunggu hasil, kemarin juga sudah dilakukan penelusuran oleh Komnas KIPI. Kami juga menyerahkan berbagai dokumen penunjang. Belum bisa dipastikan kapan hasilnya keluar,” ucap Yusman.

Sedangkan terkait benjolan pada bagian rusuk, Ia menyebutkan jika Ahmad memiliki riwayat penyakit yang tidak disadari sebelumnya.

“Jadi ada penyakit yang sudah lama, namun mungkin tidak terperiksa. Tapi penyakit yang diderita itupun juga kita tangani,” ucapnya. (Sumber : news.detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.