Gathering secara daring bertajuk “Indonesia Maju Berbasis Riset dan Inovasi Nasional: Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Industri Nasional.” (Foto: Kilas Bandung News/ Suparno)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia, Prof. Bambang Soemantri Brodjonegoro, mengatakan bahwa saat ini untuk mencapai visi Indonesia di tahun 2045, adalah diperlukannya inovasi-inovasi terbaik yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia yang berkolaborasi dengan pihak industry.

“Untuk mencapai visi Indonesia tersebut, memang sektor manufaktur akan menjadi hal yang utama untuk kemajuan Indonesia, tapi pihak industry manufaktur juga memerlukan inovasi-inovasi terbaru yang berasal dari para akademisi,” ucapnya.

Menurut Bambang, dalam menghasilkan sebuah inovasi, bahwa riset dan inovasi tidak bisa berdiri sendiri, tetapi diperlukan kolaborasi yang sangat baik antara akademisi dan praktisi, agar Indonesia bisa menghasilkan inovasi karya anak bangsa.

“Saya harap  Telkom University tidak hanya berkolaborasi dengan PT Telkom saja tapi bisa dengan seluruh perusahaan telekomunikasi di Indonesia,” kata Bambang, dalam gathering yang diselenggarakan Telkom University secara daring, Rabu (5/8/2020).

Bambang menyatakan, saat ini ada 4 pilar yang harus dipahami tentang riset dan inovasi, diantaranya adalah riset yang dibuat harus tepat guna, dimana saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan dan di bawah garis kemiskinan dan riset tepat guna ini harus menyasar pada sektor pertanian, perikanan dan perkebunan untuk mendongkrak itu semua.

“Kita tahu bahwa sumber daya alam Indonesia sangat kaya, oleh karena itu pilar kedua terkait riset & inovasi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa riset dan inovasi harus memiliki nilai tambah dan komersialisasi, yang mana kita memiliki SDA yang sangat melimpah oleh karena itu, kita tidak ingin mengeksport tambang kita secara mentah, kita ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam bidang tambang, karena apabila bahan tambang seperti biji besi kita ekspor secara mentah, kita tidak akan memiliki industrI tersebut,” tuturnya.

Sementara pilar ketiga adalah, harus menggunakan skill yang dimiliki untuk memanfatkan subtitusi import, baik itu alat telkommunikasi, alat Kesehatan dan sebagainya, karena akademisi Indonesia itu mampu untuk membuat alat sendiri tidak perlu import.

“Pilar keempat yang ingin saya sampaikan adalah kita harus memiliki teknologi yang maju, saya yakin Telkom University sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia dengan hasil-hasil riset dan inovasi yang baik mampu untuk menciptakan inovasi-inovasi yang up to date,” jelas Bambang, dalam acara bertajuk “Indonesia Maju Berbasis Riset dan Inovasi Nasional: Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Industri Nasional.” (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.