KILASBANDUNGNEWS.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis kreativitas di Jabar supaya ekonomi rakyat tetap bisa bertahan pasca pandemi.

Hal itu dikatakan Sekda Jabar Setiawan pada kegiatan Seminar Internasional U20 “Fostering Collaboration Between Cities to Accelerate Solution Towards Climate Change, The Pandemic, and Economy Recovery”, di Hotel Mercure City Center Bandung, Kamis (24/02/2022).

Setiawan menuturkan, Pemda Provinsi Jabar di masa pandemi telah menyebar kuisioner terkait ekonomi kerakyatan. Hasil yang diperoleh diantaranya 40 persen menyatakan akan pentingnya membuat cara-cara baru di masa pandemi untuk dapat menjalankan bisnis.

“Dari hasil kuisioner itu, kita harus memperkaya kemampuan masyarakat yang bergerak di ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu lahirlah apa yang kita namakan ekonomi kreatif di Jawa Barat, ini harus kita dorong,” kata Setiawan.

Setiawan juga memaparkan, dilihat dari subsektor kreatif ekonomi yang tertinggi di Jabar adalah kerajinan tangan, kedua kuliner, dan yang ketiga adalah fashion.

“Tiga kota, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Depok menonjol masuk kategori dalam ekonomi kreatif,” imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Setiawan, Pemda Provinsi Jabar mengeluarkan Creative Economic Development Action Plan 2021-2025, yang melibatkan berbagai unsur tak hanya pemerintah, melainkan juga akademisi, komunitas, bisnis dan media.

“Inti dari Action Plan yang dibangun, yang paling penting ketika kita bicara masa pandemi dan setelah pandemi, yaitu bagaimana akses terhadap digital. Seperti terhadap UMKM, kami melakukan intervensi untuk pengembangan digital khusus di bisnis UMKM tersebut,” jelasnya.

Sementara itu dalam upaya pengembangan sektor ekonomi kratif, Pemda Provinsi Jabar menyiapkan infrastruktur seperti membangun Creative Center misalnya di Subang, Purwakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dan Cirebon.

Provinsi Jabar menggulirkan pula Program One Village One Company (OVOC), satu desa mempunyai satu bisnis unggulan, serta Program OPOP (One Pesantren One Product), satu pesantren memiliki satu bisnis unggulan.

“Ada juga Program Kredit Mesra. Kita bekerja sama dengan bank daerah untuk memberikan pinjaman tanpa bunga. Pola ini sangat membantu pelaku ekonomi kerakyatan, tapi mereka juga dituntut untuk lebih kreatif di dalam mengembangkan produk-produknya,” tuturnya.

Tak hanya itu, Pemda Provinsi Jabar, ujar Setiawan juga memberikan dukungan permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif bekerja sama dengan sejumlah lembaga keuangan guna pengembangan produksi ekonomi mereka.

“Jabar selalu berupaya bagaimana caranya agar ekonomi kita, khususnya ekonomi kerakyatan yang kita kemas menjadi ekonomi kreatif tetap bertahan di masa pandemi, maupun setelah pandemi,” pungkasnya.  (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.