Bandung – Lomba lari Unity Run menutup puncak peringatan 63 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Hampir 3.000 peserta dari seluruh penjuru Indonesia serta 15 negara di Asia dan Afrika mengikuti ajang lomba lari sepanjang 6,3 km yang dilaksanakan di Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Minggu (29/4/2018).
Lomba dimulai pukul 06.00 WIB saat Staf Ahli bidang Multikultural Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti bersama Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin mengibarkan bendera start.
Setelah bendera start berkibar dan terompet tanda mulai dibunyikan, para peserta langsung berlari mengikuti rute yang telah ditentukan, mulai dari Jl. Asia Afrika, lalu ke Jl. Banceuy, Jl. Braga, Jl. Suniaraja, Jl. Viaduct, Jl. Stasiun Timur, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. Wastukancana, Jl. RE. Martadinata, Jl. Merdeka, Jl. Jawa, Jl. Sumatera, Jl. Tamblong, dan kembali ke Jl. Asia Afrika.
Sepanjang jalan, para relawan telah bersiap menjaga jalur para pelari. Sesekali, mereka juga memberikan semangat kepada para peserta. Tak hanya itu, 15 petugas kesehatan lengkap dengan 1 mobil ambulance dan 2 ambulance motor pun dikerahkan untuk memastikan tidak ada peserta yang sakit maupun terluka.
Para peserta nampak antusias mengikuti ajang itu. Bahkan, tak sedikit mereka yang mengajak serta keluarga hingga anak-anak mereka. Panitia juga menyediakan kategori khusus untuk anak-anak. Semua peserta terlihat bahagia dan menikmati kegiatan tersebut.
Hal itu membuat Solihin berbahagia. Melihat warganya yang bisa menikmati Minggu pagi dengan ceria, membuat Solihin turut merasakan hawa kegembiraan itu. Terlebih lagi, ia yang mengikuti lomba lari dari awal sampai akhir itu juga bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat Kota Bandung.
“Unity run diikuti oleh sekitar 3.000 orang. Ini menunjukkan walaupun hadiahnya tidak terlalu besar tapi kalau melihat antusiasme masyarakat yang mengikuti kegiatan ini, kegiatan ini harus menjadi agenda tahunan Pemkot Bandung karena saya lihat suasana di sini sangat meriah walaupun sifatnya lebih kepada fun bukan kepada prestasi. Tapi yang penting kegiatan ini yang harus diambil manfaatnya adalah kebersamaan, kesehatan, kekompakan, dan kegembiraan,” ungkapnya saat berhasil mencapai garis finish.
Menurutnya, ajang ini penting untuk membuat warga menjadi lebih bugar dan sehat secara fisik maupun mental. Di tengah kesibukan bekerja dan beraktivitas, warga perlu mengikuti kegiatan rekreatif dan menyehatkan semacam ini. Terlebih lagi, Unity Run juga diikuti oleh negara-negara lain sehingga juga bisa lebih menjalin silaturahmi yang baik dengan negara-negara sahabat.
“Keakraban inilah yang ingin kita bangun, tidak hanya dengan sesama warga Kota Bandung, tetapi juga dengan daerah lain dan mancanegara,” imbuhnya dalam rilis Pemerintah Kota Bandung.
Sebagai ajang internasional, Solihin berharap, seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat bisa memanfaatkan even ini dengan sebaik mungkin. Sebabnya, ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan Kota Bandung ke dunia luas.
“Keakraban, kekeluargaan, dan kebersamaan. Nilai-nilai itu yang ingin kita munculkan. Dan yang paling penting diantara semuanya adalah silaturahim antara kita aparat yang bekerja di Pemkot Bandung dengan masyarakat. Kita juga bisa melihat kondisi Kota Bandung pagi hari dan lebih banyak bisa mendengar yang diinginkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang lebih terbuka seperti sekarang,” ucapnya.***