Bandung – Di Jawa Barat, kepolisian mencatat ribuan kabar atau berita bohong atau hoax yang beredar. Sebagian pelaku pembuat dan penyebaran informasi hoax kini sudah menjalani proses hukum.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan berdasarkan laporan dari kepolisian, tahun lalu saja berita bohong yang tercatat mencapai 5.700 berita.
“Itu yang diverifikasi kepolisian saja. Contohnya marak berita penculikan. Padahal hanya anak tersesat. Fotonya disebarkan seperti korban penculikan. Meresahkan masyarakat khususnya orang tua. Pelakunya sudah diproses hukum,” ujarnya disela peluncuran Jabar Saber Hoaks di Aula Barat Gedung Sate, Jumat (7/12).
Ia mengatakan hoax gampang menyerang masyarakat Indonesia karena memang literasi membacanya masih rendah. Kabanyakan hanya membaca judul berita tanpa membaca keseluruhan isinya, sehingga kadang salah menangkap informasi dan menyebarkan hoax.
Sehingga salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menangkal hoax adalah meningkatkan literasi mulai membaca dan menulis yang benar. Selain itu harus tabayun, bertanya kepada pihak berwenang seperti Kepolisian atau Jabar Saber Hoaks.
“Informasi terlalu cepat sementara konfirmasinya lambat, sehingga muncul hoax. Kultur malas membaca ini harus ditangkal dengan peningkatan literasi membaca,” tambahnya.
Menurutnya masyarakat Jabar harus naik kelas dalam memanfaatkan IT dan selalu tabayun.
“Semua lembaga harus andil aktif memerangi hoax,” tegasnya seperti dilansir laman resmi Pemprov Jabar.
Ridwan Kamil serta Ibu Atalia dan pejabat yang mengikuti peluncuran Jabar Saber Hoaks kemudian menandatangani deklarasi anti hoax pada sebuah spanduk. Tandatangan ini sebagai dukungan atas upaya memerangi dan menangkal hoax.***