KILASBANDUNNEWS.COM – Menjadi relawan kesehatan, membuat Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung H.Soni Daniswara, tergerak untuk terjun ke dunia politik untuk membantu warga tidak mampu.
“Saya kan selama ini menjadi Penggiat advokasi bidang kesehatan, di Bojongloa Kaler. Namanya komunitas Bongsor (komunitas kesehatan Bojongloa Kaler,red) yang berdiri sejak 2019 atau sekitar sebelum covid,” ujar politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Banyak memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan, ditambah dengan jabatannya sebagai ketua RW di Bojongloa Kaler, membuat Sony dikenal warga. Menurut Soni, warga yang sudah mendapatkan bantuan dari ‘Bongsor’ sejak 2019 hingga sekarang sekitar 7 ribu.
“Memang sudah banyak masyarakat yang mengenal saya. Salah satunya mereka yang sudah pernah aya bantu melalui ‘Bongsor’. Selain tentu saja warga RW 09 Kelurahan Suka Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler. Mereka juga mendorong saya untuk menjadi anggota DPRD,” terangnya.
Di sisi lain, lanjutnya, warga meminta agar komunitas seperti ‘Bongsor’ ditambah di berbagai wilayah. Untuk yang sudah ada, personel dan fasilitasnya ditambah, sehingga bisa membantu warga lebih banyak lagi. Jika sebelumnya, ‘Bongsor’ hanya melayani Bojongloa Kaler, sekarang melayani Seluruh Dapil 5.
“Kita kan selama ini melayani selama 24 jam, dengan prosedurnya, pengaduan assessment dan advokasi. Kami harus memastikan warga mendapatkan pelayanan dan pulang tanpa membayar sepeserpun,” tegasnya.
Selama masa kampanye, Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Bandung ini menemukan beberapa permasalahan di Dapilnya.
“Terutama di Bojongloa Kaler, merupakan kawasan padat penduduk dan kawasan miskin. Sehingga, masih banyak ditemui permasalahan. Seperti, kemiskinan, dan kesehatan,” tuturnya.
Untuk kemiskinan, Soni mengatakan, berdasarkan pengalamanya ada beberapa kategori, Kemiskinan, yaitu orang bisa miskin karena usia, miskin karena tidak ada kemampuan, dan miskin Karena malas. Untuk mengatasi kemiskinan tersebut butuh treatment yang berbeda-beda.
“Penanganan ketiga kategori kemiskinan ini harus tepat. Oranng miskin karena usia itu tanggungjawab bersama. Baik Dinsos, orang-orang baik, dan pihak lain. Orang tua jangan sampai diberi modal usaha, karena tidak akan jadi apa-apa, untuk itu, bantuan yang diberikan harus berua jaminan sosial. Sementara untuk orang miskin karena malas juga jangan dikasih modal, namun diberikan pelatihan. Karena yang malas bisanya karena tidak punya keterampilan, sehingga bantuan bisa berupa keterampilan. Sedangkan untuk yang sudah punya skill bisa mendapatkan bantuan berupa permodalan dan CSR,” tuturnya.
Selama menajdi anggota Komisi D DPRD Kota Bandung, Soni mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, untuk memperjuangkan perluasan dan renovasi Puskesmas Babakan Tarogong. Menurut Soni, kondisi yang sangat mengawatirkan, di mana ruang periksa berdekatan dengan tempat parkir, dengan luas ruangan yang kecil.
Namun, kemungkinan baru akan terealisasi pada tahun anggaran 2025.
“Makanya, akan dilakukan perluasan, mengingat ada lahan sekitar 219 meter persegi di dekat situ yang bisa digunakan,” jelsanya.
Halnya dengan tugas sebagai ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Bandung, Soni mengatakan, BK harus menjaga kondusifitas intern, karena BK hanya pada perdata dan Tata Usaha Negara (TUN).
“Kita hanya melakukan monitoring absen dari kegiatan dan rapat paripurna. Kita tidak menghakimi tapi memberikan laporan hasil monitoring terhadap pimpinan masing-masing fraksi, paparnya. (EVY)