KILASBANDUNGNEW.COM – Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Terpadu lahir karena pelayanan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) mulai dari gelandangan, pengemis, anak jalanan, hingga tunasusila kerap tidak dilakukan secara terpadu atau satu pintu.
Hal itu dikemukakan Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, dalam “Webinar Nasional Optimalisasi Peran Puskesos Sebagai Layanan Rujukan Satu Pintu Kesejahteraan Sosial” melalui video conference dari Gedung Pakuan, Kamis (3/9/2020).
Menurut Gubernur, keberadaan Puskesos Terpadu memiliki peran penting sebagai solusi permasalahan sosial yang ada di masyarakat, dimana situasi seperti itu sering tidak terpadu sehingga menyebabkan performa mengendalikan ekses sosial ini akhirnya jadi tidak komprehensif.
“Puskesos Terpadu ini akan dijadikan standar di Jabar untuk melokalisir semua permasalahan sosial dalam satu tempat dengan output menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan keahlian tertentu,” ucapnya.
Gubernur berharap, dengan adanya Puskesos Terpadu itu, semua PPKS ada tempatnya sehingga output-nya adalah mereka secepat-cepatnya keluar (dari Puskesos) dan memiliki skill yang bisa disalurkan secara bertanggung jawab.
“Puskesos memiliki peran penting dalam memberikan pelatihan kepada PPKS agar mereka mampu mengubah kondisi dan tidak hanya bergantung kepada bansos yang diberikan,” imbuhnya.
Gubernur menegaskan, Puskesos ini harus menyiapkan program selain rehabilitasi juga nomor dua dan tiganya lapangan pekerjaan dan wirausaha, dimana didalamnya ada pelatihan, dibantu pemasaran dan lain-lain.
“Kita di Jabar sedang berupaya menciptakan lapangan kerja dengan memperbanyak investasi sektor pariwisata, ekonomi kreatif, industri di mana satu hektar industri (kreatif) ini bisa menghasilkan 100 hingga 150 tenaga kerja,” tuturnya. (Parno)